> >

Soal Jokowi Cawe-Cawe, Pengamat: Ingin Pilpres 2024 Damai tapi Penggantinya Harus Lanjutkan Kerja

Rumah pemilu | 30 Mei 2023, 15:36 WIB
Foto ilustrasi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma'ruf Amin. (Sumber: Kompas.com/Garry Lotulung)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menyebut, cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) cukup bersayap dalam konteks pemilihan umum presiden (Pilpres) 2024.

"Satu sisi yang pertama itu Jokowi memastikan bahwa pemilu itu akan berlangsung adil, jujur, transparan, sehingga tidak ada polarisasi yang cukup," kata Adi, Selasa (30/5/2023).

"Pada saat yang bersamaan, kedua ini ramai membicarakan publik bahwa Jokowi ingin memastikan bahwa siapapun nantinya menjadi presiden adalah mereka yang mampu melanjutkan semua hal yang dilakukan oleh Jokowi," imbuhnya.

Ia mengatakan, Jokowi secara eksplisit bahwa pada pilpres 2024 mendatang, para capres yang bertanding itu "jogetnya boleh berbeda tapi gerakannya harus sama-sama ke depan".

"Bagi Jokowi itu jelas bahwa siapa pun nanti yang jadi presiden adalah mereka yang harus setarikan napas dengan Jokowi, melanjutkan semua legacy (warisan) Jokowi," ujarnya.

Adi menyebut, Jokowi memiliki kepentingan politik untuk memastikan bahwa calon penggantinya adalah orang-orang yang ada di lingkaran pemerintahannya, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Karenanya ketika Jokowi bilang bahwa sekalipun jogetnya itu beda di Pilpres 2024 tapi harus maju ke depan," jelasnya.

Baca Juga: Jokowi: Pilpres 2024 Krusial, Saya Cawe-cawe Tidak akan Netral

Oleh karenanya, menurut Adi, bakal capres Anies Baswedan dinilai tidak akan melanjutkan kerja-kerja pemerintahan Jokowi.

"Kalau itu (Anies) kemudian menang tentu jogetnya tidak ke depan tapi ke belakang, karena Anies ini antitesa orang yang selama ini berseberangan sejarahnya dengan Jokowi," terangnya.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU