> >

Fakta Unik Nama Asep: Populer Seiring Lunturnya Feodalisme, Menyebar dari Sunda hingga Sarajevo

Peristiwa | 22 Juni 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi. Seseorang bernama Asep yang mengunggah fotonya ke Wikimedia Commons. Paguyuban Asep Dunia bakal menggelar silaturahmi akbar bertajuk Silaturasep Sejagat pada 1-16 Juli mendatang di Garut, Jawa Barat. Acara ini disebut akan dihadiri sekitar 5.000 dari total Asep di seluruh dunia yang diperkirakan berjumlah tujuh juta jiwa. (Sumber: Asep Ruhyani Sundapura via Wikimedia)

GARUT, KOMPAS.TV - Paguyuban Asep Dunia bakal menggelar silaturahmi akbar bertajuk Silaturasep Sejagat pada 1-16 Juli mendatang di Garut, Jawa Barat. Acara ini disebut akan dihadiri sekitar 5.000 dari total Asep di seluruh dunia yang diperkirakan berjumlah tujuh juta jiwa.

Wakil Presiden Paguyuban Asep Dunia Asep Jaelani menyebut nama Asep telah semakin populer digunakan, tidak hanya di Indonesia. Menurutnya, kini terdapat Asep di berbagai penjuru Indonesia, bahkan dunia.

“Yang tinggal di Sarajevo, Bosnia juga ada. Jadi bukan hanya di Indonesia saja,” kata Asep Jaelani sebagaimana dikutip Kompas.com, Rabu (21/6/2023).

Fakta Unik Nama Asep

Menurut Asep Jaelani, nama Asep diambil dari kata kasep, berarti "ganteng" dalam bahasa Sunda. Para orang tua berharap anaknya akan ganteng jika dinamai Asep.

“Sama seperti halnya Eulis untuk perempuan Sunda, asalnya dari kata geulis yang artinya cantik,” kata Asep tentang nama Asep yang berkonotasi dengan kegantengan.

Baca Juga: KPK Tunjuk Brigjen Asep Guntur sebagai Deputi Penindakan, Gantikan Karyoto yang Jadi Kapolda

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Garut Deri Hudaya menyebut popularitas nama Asep tidak bisa dilepaskan dari lunturnya feodalisme. Kata dia, dulu nama Asep hanya disematkan kepada anak dari strata sosial yang tinggi.

"Sama seperti panggilan Cep, Asep ini nama panggilan yang diberikan pada anak-anak dari orang yang memiliki strata sosial yang lebih tinggi," kata Deri.

Seiring lunturnya feodalisme di masyarakat Sunda, Deri pun menyebut nama Asep mulai banyak digunakan warga biasa. Nama ini diberikan orang tua sebagai doa.

"Berbeda dengan di Jawa Tengah, strata sosial masih mengakar kuat karena simbol dan literaturnya masih ada dan dijaga. Bukti simbolnya dijaga adanya keraton dan tatanan nilai kerajaan yang dijaga dan cukup memiliki pengaruh besar di masyarakat," kata Deri.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas.com


TERBARU