> >

Program Sisir Pesisir Himpun Potensi dan Ancaman Ekologi Laut dan Pantai di Indonesia

Peristiwa | 17 Juli 2023, 18:58 WIB
National Geographic Indonesia menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun Sisir Pesisir untuk menghimpun potensi dan ancaman ekologi di laut dan pesisir pantai di Indonesia, Kamis (13/7/2023). (Sumber: Kompas TV/National Geographic Indonesia)

JAKARTA, KOMPAS.TV - National Geographic Indonesia menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun Sisir Pesisir dengan mengundang beberapa peneliti dari lembaga riset serta penggiat komunitas, yang terkait dengan bidang kelautan dan pesisir di Gedung Grid Network, Perkantoran Kompas Gramedia, Palmerah Barat, Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Dalam Diskusi Sisir Pesisir ini, Editor in Chief National Geographic Indonesia Didi Kaspi Kasim memaparkan rencana baik National Geographic Indonesia untuk mengadakan program Sisir Pesisir.

Program Sisir Pesisir merupakan kegiatan menyurvei kondisi pesisir di seluruh Indonesia. Untuk itu, perlu dirumuskan bersama lokasi mana saja serta metode dan parameter apa saja yang akan dipakai dalam kegiatan survei Sisir Pesisir ini.

Didi menceritakan, National Geographic Indonesia pernah melakukan kegiatan survei pesisir di Indonesia dengan melibatkan berbagai komunitas.

"Tahun 2007 ada kegiatan yang namanya Indonesia Reef Check. Kegiatan itu dilakukan dengan pertanyaan besarnya: Apa yang terjadi di pesisir Indonesia setelah tsunami besar menghantam kita?" kata Didi, Kamis.

Dia mengatakan Diskusi Sisir Pesisir kali ini merupakan awal dari rangkaian panjang program Sisir Pesisir yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah laporan mengenai kondisi pesisir di berbagai wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Kumpulkan 22 Kilogram Sampah di CFD Jakarta, SayaPilihBumi Sukses Gelar Circular City Clean

"Kami ingin seluruh proses yang kita jalankan di Sisir Pesisir ini akan menjadi rangkaian komunikasi yang akan kita publish (publikasikan, -red) secara intensif dari mulai hari ini sampai kita menyelesaikan laporan kita. Dan semua pihak yang dilibatkan akan punya peran dalam publikasi ini," ujarnya.

Didi berharap kegiatan Sisir Pesisir nanti bisa menciptakan platform sains khalayak (citizen science) sebagai wadah semua komunitas dan masyarakat di berbagai wilayah pesisir Indonesia untuk melaporkan kondisi terkini pesisirnya secara langsung dan berkelanjutkan dengan parameter dan metode yang mudah dan telah disepakati.

Selain itu, Didi berharap hasil survei Sisir Pesisir ini bisa dipublikasikan dalam publikasi spesial dari National Geographic Indonesia, baik dalam berbentuk buku maupun edisi khusus di majalah.

"Rencananya kami juga akan mengeluarkan peta administratif, peta sebaran dan peta seni, peta grafis yang menggambarkan report yang berhasil kami buat," jelasnya.

Rencana besar National Geographic Indonesia ini mendapat sambutan baik dari para peneliti dan pegiat komunitas yang hadir dalam Diskusi Sisir Pesisir.

Baca Juga: Soal Ekspor Pasir Laut, Jokowi: Itu Pasir Hasil Sedimentasi yang Ganggu Pelayaran dan Terumbu Karang

"Saya mengucap terima kasih untuk National Geographic Indonesia yang sudah menginisiasi untuk sama-sama kita lihat kondisi pesisir kita," kata Ketua Kelompok Penelitian Kesehatan Ekosistem Terumbu Karang, Pusat Penelitian Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Frensly D Hukom.

Menurut Frensly, model penyurveian pesisir perlu dibuat lebih sederhana agar mudah diikuti masyarakat. Kompleksitas model survei, kata dia, sebaiknya berbeda dengan model yang dipakai para peneliti profesional.

"Ketika teman-teman yang punya interest di bidang kajian ilmiah itu tidak ada, masyarakat setempat yang ada di situ bisa melakukan (penyurveian) secara berulang-ulang kali," ujarnya.

Frensly menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat pesisir terkait fungsi terumbu karang bagi kehidupan agar mereka semakin melindunginya.

Baca Juga: Lemhanas Sebut Aturan Ekspor Pasir Laut Atasi Masalah Sedimentasi yang Ganggu Pelayaran

Budi Prabowo, peneliti perikanan terumbu karang dari Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor (IPB), juga mengaku siap mendukung program Sisir Pesisir ini. 

Dia menjelaskan kondisi berbagai wilayah pesisir dan masyarakat pesisir di Indonesia unik serta memiliki isu yang berbeda-beda. Ia memberikan contoh, kondisi pesisir di Pulau Mandangin, Madura. 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU