> >

Filosofi Baju Adat Tanimbar Maluku yang Dipakai Jokowi, Melambangkan Keberanian Seorang Pemimpin

Peristiwa | 16 Agustus 2023, 10:46 WIB
Presiden Jokowi memakai pakaian adat dari Tanimbar, Maluku, saat akan Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 16 Agustus 2023. (Sumber: Agus Suparto)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi hadir pada Sidang Tahunan MPR dengan memakai baju adat Tanimbar Maluku, Rabu (16/8/2023) pagi. Saat ini orang nomor satu di republik ini tengah berpidato pada sidang tahunan tersebut. 

Presiden Jokowi tampak dengan atasan berwarna putih yang dipadu dengan kain tenun sinune berkelir hitam yang diikatkan di pinggang dan kain tenun bermotif khas bergaris merah melintang di tubuhnya.

Selain itu, Jokowi juga mengenakan penutup kepala bernama tutuban ulu berhiaskan somalea serta aksesoris kalung.

Lantas apakah makna dan filosofi dari baju adat Tanimbar Maluku yang dikenakan Jokowi?

Filosofi Baju Adat Tanimbar Maluku

Tanimbar adalah sebuah kepulauan yang berada di Kecamatan Yamdena, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.

Di Tanimbar, pakaian adat tradisional untuk pria disebut "teik" yang merupakan ikat pinggang penutup kemaluan atau cawat. 

Sementara itu, wanita biasanya mengenakan "tais" atau sarung, yang bisa dibuat dari benang katun (disebut "bakan kalau") atau anyaman daun lontar/koli (disebut "bakan aloan").

Dilansir dari senibudayaku.com, pakaian adat pria Tanimbar terdiri atas celana panjang dan kemeja panjang. 

Baca Juga: Jokowi Pakai Baju Adat Tanimbar di Sidang Tahunan MPR, Wapres Pakai Baju Demang Betawi

Kelengkapan baju adat pria yakni umpan, selembar kain tenun yang diikatkan di pinggang, sinune dan tutuban ulu, kain penutup kepala, berhiaskan somalea. 

Konon pada masa lalu, tutuban ulu ini melambangkan keberanian, kebesaran, dan keperkasaan seorang pemimpin, pahlawan, prajurit, atau ketua adat.

Baju adat Tanimbar ini biasa digunakan untuk upacara keagamaan atau upacara adat.

Tanimbar juga dikenal dengan kain tenun yang bervariasi dengan motif hewan, tumbuhan hingga manusia.

Kain tenun khas Maluku ini tak hanya cantik, tetapi juga mencerminkan filosofi dan nilai-nilai masyarakat setempat. 

Para pengrajin kain tenun di Kabupaten Tanimbar terus berinovasi dengan menciptakan corak dan motif-motif unik pada kain mereka.

Hingga saat ini, tenun ikat Tanimbar memiliki sekitar 47 variasi motif yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah:

  • Motif bunga anggrek, menjadi motif utama pada kain tenun ikat Tanimbar yang menggambarkan kecantikan, keagungan, dan keuletan
  • Motif Sair, berbentuk seperti bendera yang menandakan kemenangan. Motif ini mencerminkan semangat masyarakat Tanimbar dalam menjalani hidup, melestarikan identitas, serta melindungi dan membela wanita.
  • Motif tunis, memiliki bentuk seperti anak panah tunggal dan kembar. Ini mengingatkan bahwa masyarakat Tanimbar perlu waspada dan tanggap menghadapi ancaman. Motif tunis juga melambangkan kekuatan dan kesiapan mental wanita Tanimbar dalam menghadapi tantangan hidup. 

Baca Juga: Puan Kenakan Baju Adat Kalimantan Barat di Sidang Tahunan MPR, Megawati Pakai Kebaya Merah Putih

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU