> >

Kemenkes Prediksi Kasus Cacar Monyet di Indonesia Bisa Capai 3.600 Setahun

Humaniora | 26 Oktober 2023, 20:21 WIB
Ilustrasi cacar monyet. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama para ahli epidemiologi memprakirakan jumlah kasus cacar monyet atau Monkey Pox di Indonesia dapat mencapai angka 3.600 kasus dalam satu tahun.(Sumber: Shutterstock/Berkay Ataseven/Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama para ahli epidemiologi memprakirakan jumlah kasus cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia dapat mencapai angka 3.600 kasus dalam satu tahun.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers secara daring, Kamis (26/10/2023).

"Jadi perkiraan kita menurut para ahli bisa sampai 3.600 kasus dalam setahun," kata Maxi.

Menurut penjelasannya, angka tersebut didapatkan usai para epidemiolog membandingkan rate kasus di Inggris.

Ia mengatakan, kasus cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus jika tidak dilakukan intervensi dengan baik, terutama edukasi.

"Vaksinasi oke tapi paling utama adalah edukasi," ujarnya.

"Edukasi untuk perilaku hidup bersih dan sehat. Jangan berhubungan seksual jika bergejala dan tentu berhubungan seksual dengan aman," sambungnya.

Di sisi lain, ia berujar, varian cacar monyet yang terdapat di Indonesia merupakan varian yang ringan dan tidak memiliki tingkat kematian yang tinggi.

"Bukan menggembirakan, tapi varian yang kena kita (di Indonesia) ini yang ringan, dan rata-rata kasus itu 14 ini stabil dan namanya virus sebenarnya kalau daya tahan tubuh bagus itu bisa sembuh sendiri," jelasnya.

Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Meningkat di DKI Jakarta: Penularan melalui Kontak Seksual

Kendati demikian, Kemenkes mengimbau masyarakat di berbagai daerah di Indonesia agar waspada terhadap cacar monyet.

Adapun saat ini Kemenkes, kata dia, telah menyiapkan 1.000 dosis vaksin untuk diberikan kepada masing-masing sasaran sebanyak dua dosis.

Kemenkes juga telah berkoordinasi dengan ASEAN untuk memperoleh 2.000 dosis vaksin tambahan. 

Demi kebaikan bersama, Maxi menyebutkan, keterbukaan kelompok LSL terhadap petugas kesehatan sangat diperlukan untuk menelusuri kasus ini, agar penanganan cacar monyet menjadi lebih maksimal.

"Kami butuh sekali keterbukaan kelompok yang positif ini. Kalau mereka terbuka, kami akan sangat gampang sekali melakukan tracing," tegasnya.

Sebelumnya, Maxi menyebutkan, hingga 26 Oktober 2023, terdapat 14 kasus aktif cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.

"Di Indonesia sendiri sampai hari ini, ini data sampai tadi malam tanggal 26 Oktober 2023, kita sudah 14 kasus konfirmasi," kata Maxi.

Menurut penjelasannya, terdapat dua kasus masih probable, sembilan suspek, dan 17 kasus discarded.

Sementara itu, dilihat dari karakteristik dari kasus konfirmasi cacat monyet, usianya paling banyak 25 hingga 29 tahun, yakni sebanyak sembilan orang. Kemudian sisanya usia 30 hingga 39 tahun, yakni sebanyak lima pasien.

"Semua laki-laki 100 persen. Kemudian metode penularan kemungkinan besar belum terbuka, tapi kontak seksual. Orientasi seks paling banyak LSL (lelaki seks dengan lelaki) 86 persen. Hetero dan biseksual ada tapi paling banyak LSL," jelas Maxi.

Baca Juga: Kemenkes Konfirmasi Ada 14 Kasus Cacar Monyet di Indonesia

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU