> >

Pengamat: Kita Harus Hati-hati Terhadap Ucapan Jokowi, Kadang Bertolak Belakang

Politik | 3 November 2023, 12:00 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih berada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, pada Kamis (2/11/2023). (Sumber: BPMI Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai setiap pernyataan Presiden Joko Widodo patut disikapi dengan hati-hati.

Hal tersebut disampaikan Ray Rangkuti dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (3/11/2023).

“Kita tetap harus hati-hati, bersikap menjaga-jaga terhadap ucapan-ucapan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi,” ucap Ray.

Menurut Ray, ada sejumlah perihal di mana pernyataan Presiden Jokowi tidak selaras dengan kenyataannya.

“Kalau kita mau memposisikan diri mau melihat, menjaga, dan juga bersikap terhadap pernyataan Presiden itu, ya tentu harus dibarengi dengan pernyataan-pernyataan dia sebelumnya dan tindak tanduk sebelumnya. Dalam kerangka itulah, tentu kita bisa bersikap terhadap pernyataan presiden,” kata Ray.

Baca Juga: SMRC: Tingkat Kedikenalan 3 Bacawapres Naik, tapi Belum Sentuh Popularitas Bacapres

“Presiden sudah beberapa kali menyatakan sesuatu yang di lapangan itu berbeda ya. Misalnya beliau menyatakan akan mendorong anaknya itu tidak terlibat pilpres kenyataannya terlibat. Kemudian beliau juga pernah menyatakan bahwa tidak akan mendatangani hasil TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) KPK, kenyataannya beliau menandatangani.”

Artinya, kata Ray, ini menunjukkan kepada publik apa yang disebutkan oleh Pak Jokowi tidak selalu seiring dengan apa yang dilakukannya.

“Bahkan terkadang bertolak belakang,” kata Ray.

Satu contoh lainnya, dijabarkan Ray soal Presiden Jokowi yang meminta ASN untuk bersikap netral pada Pilpres 2024. Tapi dalam hitungan hari, Presiden Jokowi justru menggelar pertemuan dengan relawan yang mendukung bakal paslon Prabowo-Gibran.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU