> >

Berbahayakah Nyamuk Wolbachia jika Menggigit Manusia? Ini Kata Peneliti UGM

Peristiwa | 20 November 2023, 16:00 WIB
Ilustrasi. Berbahayakah nyamuk Wolbachia ketika menggigit manusia? (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Eliminate Dengue Project (EDP) UGM, dr. Riris Andono Ahmad MPH, Ph.D menjawab kekhawatiran masyarakat terkait apa yang akan terjadi jika nyamuk Wolbachia menggigit manusia.

Kementerian Kesehatan dilaporkan akan menyebar nyamuk Wolbachia untuk menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.

Wolbachia adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk, dan dapat melumpuhkan virus dengue.

Teknologi Wolbachia sendiri telah diteliti sejak 2011 di Yogyakarta oleh World Mosquito Program (WMP) dan UGM.

Baca Juga: Apakah Benar Nyamuk Wolbachia Efektif Turunkan Kasus DBD? Ini Kata Kemenkes!

Peneliti UGM yang akrab disapa Doni itu mengatakan bakteri Wolbachia tidak bisa hidup di luar tubuh serangga. Selain itu, Wolbachia hanya hidup di sel serangga.

"Bakteri tersebut tidak bisa keluar dari selnya, sehingga ketika nyamuk itu (Wolbachia) menggigit manusia, dia tidak bisa ditularkan ke manusia atau yang lainnya. Penularannya ya itu hanya bisa dilakukan dengan perkawinan (antarnyamuk, -red) dan turun ke dalam telurnya," kata Doni dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Breaking News Kompas TV, Senin (20/11/2023).

Hal itu juga sempat dijelaskan oleh peneliti UGM, Profesor Adi Utarini.

Prof Uut mengatakan bakteri Wolbachia hanya dapat hidup di dalam sel tubuh serangga, sehingga tidak berisiko memicu penyakit baru yang dapat mengancam kesehatan manusia.

"Wolbachia adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk dan tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga," katanya, Minggu (19/11), dikutip dari Antara.

Baca Juga: Apa Itu Nyamuk Wolbachia dalam Pencegahan Demam Berdarah?

Hal itu diketahui berdasarkan hasil penelitiannya bersama tim dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM dan World Mosquito Program (WMP).

Penelitian yang dilakukan sejak 2011 itu bertujuan untuk membuktikan efektivitas bakteri Wolbachia terhadap penurunan kasus dengue di Indonesia.

Teknologi Wolbachia yang digunakan, diimplementasikan dengan metode 'penggantian', di mana nyamuk jantan dan nyamuk betina Wolbachia dilepaskan ke populasi alami.

Tujuannya, agar nyamuk betina kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan anak-anak nyamuk yang mengandung Wolbachia.

"Pada akhirnya, hampir seluruh nyamuk di populasi alami akan memiliki Wolbachia," tuturnya.

 

Penulis : Dian Nita Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU