> >

Gempa M 5,3 Guncang Keerom Papua, BMKG: Akibat Aktivitas Sesar Aktif

Peristiwa | 10 Desember 2023, 15:17 WIB
Ilustrasi gempa bumi. Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,3 mengguncang barat daya Keerom, Papua, Minggu (10/12/2023) siang. (Sumber: Shutterstock)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,3 mengguncang barat daya Keerom, Papua, Minggu (10/12/2023) siang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tersebut terjadi pukul 11.49 WIB.

Episenter gempabumi tersebut terletak pada koordinat 3,69 lintang selatan dan 140,73 bujur timur pada jarak 38 kilometer (Km) arah barat daya Keerom, Papua, pada kedalaman 54 kilometer.

Meski demikian, BMKG menyebut gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, berdasarkan analisis BMKG, gempa bumi tersebut dipicu adanya aktivitas sesar aktif.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas sesar aktif," kata Daryono di Jakarta, Minggu.

Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki pergerakan mendatar (strike-slip).

Lebih lanjut, Daryono menyebut, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kota Jayapura dengan skala intensitas III MMI (modified mercally intensity).

Gempa juga terasa di daerah Kabupaten Jayapura dengan skala intensitas II MMI.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrim

Untuk diketahui, skala MMI (Modified Mercalli Intensity) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Skala III MMI, dimaksudkan getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk yang tengah melintas.

Skala II MMI, yakni getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Daryono menyampaikan hingga pukul 12.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

Ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat, lanjut Daryono juga diminta agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," tuturnya, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Setelah Gempa Bumi Besar di Filipina, Tsunami Terjadi di Jepang

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU