Soal Candaan Zulhas tentang Salat, Ketum MUI Minta Tak Dipolitisir, Ini Alasannya
Politik | 21 Desember 2023, 22:08 WIB"Bahkan terakhir candaaan Kiai Somad tentang orang yang mendukung calon tertentu, ketika tahiyat tidak pakai satu jari tapi dua jari, itu bercandaan," bebernya.
Anwar menilai saat ini tensi politik sedang memanas. Sehingga, banyak hal dikait-kaitkan dengan politik.
Ia juga meminta semua pihak termasuk para tokoh agama, pimpinan partai, capres-cawapres berhati-hati untuk bercanda terkait agama.
"Nah karena ini nuansanya politik sehingga akhirnya jadi ramai. Akhirnya ramai. Tetapi saya berharap bahwa kita ini berhati-hati. Saya minta ketika para ustad ngaji berhati-hati dalam bercanda. Ketika capres berpidato atau bercanda, hati-hati bercanda. Ketika pimpinan partai bercanda dengan diksi-diksi agama saya berharap supaya hati-hati," papar dia.
"Jadi MUI mengambil posisi memberi nasehat kepada para kiai, ulama, politisi juga kepada calon-calon presiden, cawapres untuk berhati-hati dalam menggunakan diksi-diksi agama. Karena ada pepatah mengatakan 'kalamul imam, imamul kalam', ucapan pemimpin itu pemimpinnya ucapan. Itu harus hati-hati dampaknya nggak baik kalau nggak hati-hati. Agama itukan memberi nasehat, kata Rasulullah agama itu nasehat. Nasehat kepada pemimpin dan rakyat, para pemimpin, politisi, dai, ulama dinasehati Rasulullah agar hati-hati. Karena tajamnya mulut lebih berbahaya daripada tajammya pisau," lanjutnya.
Anwar juga mengingatkan seluruh rakyat Indonesia menjaga persatuan di tahun politik 2024 ini. Hal ini agar tidak ada perpecahan selama pelaksanaan pesta demokrasi.
"Kami berharap kepada seluruh bangsa, rakyat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan Indonesia. Tetap menjaga Indonesia yang damai, pemilu yang damai, Indonesia yang aman. Jangan sampai karena kasus ini kita terprovokasi. Sebab, tentu kita tidak ingin bahwa pemilu ini akan berakibat pecahnya persatuan Indonesia. Persatuan ini mahal sekali," tutur dia.
Anwar berharap masyarakat tak gampang terpancing dengan sesuatu narasi yang berbau agama.
"Rakyat juga kita nasehati supaya tidak terprovokasi ke hal-hal yang tidak menguntungkan. Kita tetap pemilu damai, aman. Bahwa ada perbedaan pilihan, ya itu bagian dinamika demokrasi tapi tidak berarti membawa akibat hancurnya Indonesia," jelas dia.
Sebelumnya diberitakan Kompas.tv, potongan video Zulhas bercanda tentang salat sempat viral di media sosial. Waktu itu, Zulhas yang bertindak sebagai Menteri Perdagangan bercerita ia melihat perubahan sikap dalam masyarakat jelang Pilpres 2024.
Baca Juga: FUIB Laporkan Ketum PAN Zulhas Terkait Dugaan Penistaan Agama, Diterima Polisi?
“Saya keliling daerah, Pak Kiai. Sini aman sini, Jakarta nggak ada masalah, yang jauh-jauh ada lho yang berubah. Jadi kalau salat Maghrib baca Al Fatihah, 'waladholin... ' ada yang diam sekarang, Pak, ada yang diam sekarang, ada Pak sekarang diam, banyak, sanking cintanya sama Pak Prabowo itu,” kata Zulhas dalam rakernas APPSI, Selasa (19/12/2023).
“Itu kalau tahiyatul akhir Pak Kiai, kan gini Pak Kiai (menunjukan jari telunjuk), sekarang jadi gini (menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah)," lanjut Zulhas.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV