> >

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Periode 30 Januari-1 Februari

Peristiwa | 31 Januari 2024, 05:30 WIB
Foto ilustrasi gelombang tinggi. Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan imbauan kepada masyarakat yang berada di wilayah pesisir untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga empat meter. (Sumber: Park Ji-ho/Yonhap via AP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan imbauan kepada masyarakat yang berada di wilayah pesisir untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga empat meter di beberapa perairan Indonesia sejak Selasa (30/1/2024) kemarin hingga Kamis (1/2) besok.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, menyoroti pola angin di wilayah Indonesia, dengan angin umumnya bergerak dari utara-timur laut dengan kecepatan berkisar antara 4-30 knot di bagian utara, sementara di bagian selatan bergerak dari barat-barat laut dengan kecepatan yang sama.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Selasa (30/1).

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek 30 Januari-04 Februari 2024, BMKG: Jakarta Hujan Berturut-turut

Eko menjelaskan bahwa kecepatan angin tertinggi terdeteksi di beberapa lokasi, seperti Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru," paparnya dikutip dari Antara.

Dampak dari kondisi ini, lanjutnya, dapat menyebabkan kenaikan gelombang dengan ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter di sejumlah lokasi, termasuk Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, hingga perairan selatan Bali - Pulau Sumba.

Wilayah lain yang perlu diwaspadai melibatkan Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, hingga Laut Flores dengan potensi gelombang lebih tinggi mencapai kisaran 2,50-4 meter di perairan Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera.

Melihat potensi ini, Eko Prasetyo memberikan imbauan khusus kepada masyarakat, terutama para nelayan, untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran.

Dia menekankan pentingnya evaluasi terhadap moda transportasi, seperti perahu nelayan, kapal tongkang, kapal feri, dan kapal ukuran besar, dengan mempertimbangkan kecepatan angin dan tinggi gelombang yang mungkin terjadi.

Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU