> >

Simak! Ini Cara Penghitungan Kursi DPRD Kabupaten/Kota Pemilu 2024

Rumah pemilu | 16 Februari 2024, 15:26 WIB
Ilustrasi. Cara penghitungan kursi DPRD Kabupaten/Kota 2024 (Sumber: Kompas TV/Roma Afria Idham)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pada Pemilu 2024, terdapat 17.510 kursi DPRD Kabupaten/Kota yang diperebutkan oleh calon legislatif.

Penetapan jumlah kursi DPRD itu termaktub dalam Keputusan KPU Nomor 447 Tahun 2022 yang diteken Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari.

Masyarakat telah menyalurkan hak suaranya pada 14 Februari 2024 untuk memilih capres-cawapres serta calon legislatif termasuk, DPRD Kabupaten/Kota.

Setelah pemungutan suara, tahapan selanjutnya yakni penghitungan suara untuk menentukan sah atau tidaknya suara yang diperoleh capres-cawapres dan caleg.

Baca Juga: Ada Anggota KPPS Pemilu 2024 Meninggal, KPU Akan Beri Santunan, Segini Besarannya

Lantas, bagaimana cara penghitungan kursi DPRD Kabupaten/Kota tahun 2024?

Sejak Pemilu 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menerapkan teknik Sainte Lague murni untuk penentuan kursi partai.

Teknik ini dipopulerkan dan diperkenalkan oleh seorang matematikawan asal Prancis bernama Andre Sainte Lague pada 1910.

Melansir Kompas.com, metode Sainte Lague Murni adalah penghitungan suara yang menggunakan angka pembagi untuk mengalokasikan kursi yang diperoleh setiap partai politik dalam sebuah dapil.

Angka yang digunakan untuk pembagi adalah angka ganjil (1,3,5,7, dan seterusnya). Jumlah suara yang telah dibagi oleh angka ganjil tersebut akan diperingkatkan dan menentukan siapa saja partai/caleg yang lolos.

Baca Juga: Berapa Lama Penghitungan Suara Pemilu 2024 di KPU? Ini Jadwal dan Tahapannya

Contohnya partai A mendapatkan 10.000 suara, partai B mendapatkan 5.000 suara, partai C mendapatkan 1.000 suara dalam pemilu.

1. Penghitungan untuk kursi pertama

  • Partai A: 10.000 suara
  • Partai B: 5.000 suara
  • Partai C: 1.000 suara

Untuk menentukan perolehan kursi, maka suara seluruh partai akan dibagi bilangan ganjil pertama yakni 1.

Karena partai A mendapatkan suara terbanyak, maka dia berhak mendapatkan satu kursi karena suara terbanyak hasil pembagian.

2. Penghitungan untuk kursi kedua

Untuk penentuan kursi kedua jumlah suara partai A dibagi 3 karena sudah mendapatkan kursi. Lantas suara partai lainnya dibagi dengan bilangan 1.

  • Partai A : 30.000 dibagi 3 = 10.000
  • Partai B: 20.000 dibagi 1 = 20.000
  • Partai C : 15.000 dibagi 1 = 15.000

Dengan cara itu, maka partai B mendapatkan satu kursi karena jumlah suara terbanyak setelah proses pembagian suara yang kedua.

Baca Juga: Update Real Count KPU Data 54,91 Persen: Anies 24,98%, Prabowo 57%, Ganjar 18,02%

3. Cara penghitungan kursi ketiga

Kemudian untuk kursi ketiga, suara partai A akan dibagi 5 dan suara partai B akan dibagi 3, karena keduanya sudah mendapatkan kursi. Sedangkan suara partai C tetap dibagi 1 karena belum mendapatkan kursi.

  • Partai A : 30.000 dibagi 5 = 6.000
  • Partai B: 20.000 dibagi 3 = 6.666
  • Partai C : 15.000 dibagi 1 = 15.000

Maka partai C mendapatkan satu kursi karena jumlah suara terbanyak setelah proses pembagian suara yang ketiga. Dan seterusnya.

Penghitungan ini juga berlaku bagi kursi DPR, DPD dan DPRD Provinsi. 

Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.com


TERBARU