> >

Muhammadiyah Rilis Buku Haedar Nashir, JK: Penting karena Banyak Kejadian yang Mempertebal Perbedaan

Peristiwa | 4 Maret 2024, 23:39 WIB

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla usai menghadiri peluncuran buku Jalan Baru Moderasi Beragama: Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir oleh PP Muhammadiyah di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (4/3/2024). (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla menilai peluncuran buku “Jalan Baru Moderasi Beragama: Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir” oleh PP Muhammadiyah penting mengingat situasi belakangan ini.

Buku ini disebut menceritakan peran aktif Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang menjaga agar Persyarikatan Muhammadiyah tidak menjadi partisan dalam Pilpres 2024 supaya masyarakat tidak terbelah kendati berbeda pilihan.

“Bagus, ini kan jalan tengah, jalan yang mengacu pada bagaimana mengurangi perbedaan-perbedaan, tapi tetap berpegang pada prinsip, tapi saling toleran,” kata Jusuf Kalla usai menghadiri peluncuran buku tersebut di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (4/3/2024).

"Sangat penting, karena banyak kejadian-kejadian yang lalu yang terjadi karena mempertebal perbedaan.”

Baca Juga: Jusuf Kalla soal Hak Angket: jika Tidak Ada Masalah, Tidak Usah Khawatir

Sementara itu, mantan menteri kelautan dan perianan, Susi Pudjiastuti turut mengapresiasi “jalan tengah” Haedar Nashir usai peluncuran buku tersebut.

"Beliau orang yang sangat sederhana dengan semua pikiran-pikirannya yang luar biasa. Dan tadi seperti saya bicarakan di depan ya beliau determinasinya sangat tinggi, sangat precision, dan sangat precise dengan apa yang ingin disampaikan, namun caranya halus, moderate,” kata Susi.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategi (LKKS) PP Muhammadiyah, Fajar Riza Ul Haq menyebut proses kelahiran buku ini berawal di tengah-tengah dinamika Pilpres 2024.

“Kami melihat pokok-pokok pemikiran Pak Haedar pada waktu itu dan konsisten dengan apa yang beliau tawarkan selama ini adalah membangun politik kebangsaan jalan tengah. Yang dalam konteks diskusi keagamaan kita mengenal istilahnya moderasi beragama," kata Fajar dikutip Kompas.com.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU