> >

Tanggapi Pernyataan Prabowo soal Demokrasi Mahal dan Melelahkan, Peneliti BRIN: Ngeri-ngeri Sedap

Politik | 6 Maret 2024, 14:58 WIB
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto saat menjadi pembicara dalam cara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (5/3/2024). (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan yang juga calon presiden Prabowo Subianto bahwa proses demokrasi Indonesia sangat mahal dan melelahkan.

Firman berpendapat pernyataan itu memiliki kecenderungan disampaikan oleh pihak-pihak yang akan menjalankan pemerintahan otoriter.

”Ngeri-ngeri sedap pernyataan itu, mudah-mudahan keluhan Prabowo itu hanya sesaat dan bersifat gimik,” ucapnya, Rabu (6/3/2024) saat dihubungi Kompas.id.

“Namun, saya melihat pernyataan itu kecenderungannya akan disampaikan oleh pihak-pihak yang akan menjalankan pemerintahan otoriter ke depannya,” ucap Firman.

Baca Juga: Prabowo: Demokrasi Sangat Berantakan, Masih Ada Ruang untuk Perbaikan

Pernyataan Prabowo tentang demokrasi yang melelahkan dan mahal tersebut disampaikan dalam acara Mandiri Investment Forum yang disiarkan secara daring di Youtube Kompas TV, Selasa (5/3/2024).

Menurutnya, sebagai kontestan pemilu, ia merasa masih belum puas dengan pelaksanaan demokrasi sehingga perlu ada perbaikan demokrasi untuk ke depan.

”Izinkan saya bersaksi bahwa demokrasi sungguh sangat melelahkan. Demokrasi itu sangat-sangat berantakan, demokrasi itu sangat-sangat mahal. Dan kita masih belum puas dengan demokrasi kita. Ada banyak ruang untuk perbaikan,” katanya.

Namun, ia tidak menjelaskan secara detail ruang perbaikan demokrasi yang dimaksud.

Ia juga meminta agar masyarakat Indonesia tidak merasa rendah diri dengan sistem demokrasi yang dianut saat ini.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.id


TERBARU