Pengamat: Pendukung Bobby Nasution Maju di Pilkada Sumut Paling Banyak dari Basis Massa PDIP
Politik | 18 April 2024, 22:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan jika diuraikan berdasarkan basis massa partai politik, pemilih PDI Perjuangan (PDIP) mendominasi pendukung Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk maju dalam Pilkada Sumatera Utara (Sumut).
“Kalau kita breakdown berdasarkan basis massa pendukung partai, itu justru basis massa PDIP itu yang paling banyak mendukung Bobby,” tuturnya dalam dialog Kompas Petang Kompas TV, Kamis (18/4/2024).
“Aspirasi elite PDI Perjuangan bisa jadi menolak Mas Bobby, tapi konstituen PDI Perjuangan di Sumatera Utara justru paling banyak memilih Bobby.”
Dia juga mengatakan dalam berbagai survei, elektabilitas Bobby sebagai calon gubernur Sumut, saat ini paling tinggi.
“Kalau kita lihat ya, dari survei-survei, termasuk Indikator, Mas Bobby, suka atau tidak suka itu elektabilitasnya paling tinggi sekarang sebagai calon gubernur Sumatera Utara,” ungkap Burhanuddin.
Dia memandang penolakan PDIP untuk mengusung Bobby dalam Pilkada Sumut merupakan hak partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.
Baca Juga: Tak Dukung Bobby di Pilkada Sumut, Hasto: Masyarakat sudah Kritis Dukungan Kekuasaan Tidak Jaminan
Dalam dialog Kompas Petang, dia menjawab pertanyaan mengenai apa yang terjadi di balik perseteruan PDIP dan Bobby, serta Partai Golkar yang memberi karpet merah kepada menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu untuk maju di Pilkada Sumut.
“Sah-sah saja ya PDI Perjuangan terutama di tingkat lokal menyatakan penolakan Mas Bobby maju melalui kendaraan PDI Perjuangan. Itu adalah hak PDI Perjuangan,” ucapnya.
“Tetapi, tentu saja publik membacanya sebagai residu pascapilpres, yang kita melihat secara terang benderang hubungan PDI Perjuangan dengan keluarga besar Presiden Jokowi itu sedang berada di titik nadir.”
Baca Juga: Analisis Pengamat Politik CSIS soal Peluang Pertemuan Megawati dan Jokowi: Ada Harapan Rekonsiliasi
Burhanuddin menilai alasan PDIP menolak mengusung Bobby tidak semata-mata karena dia bukan kader. Karena jika demikian, tokoh-tokoh lain di luar partai tersebut juga tidak bisa mencalonkan diri melalui PDIP.
“Kalau misalnya alasan PDI Perjuangan menolak Mas Bobby karena Mas Bobby sudah dinyatakan keluar dari PDI Perjuangan, artinya PDI Perjuangan hanya menerima calon kepala daerah di Sumatera Utara yang berasal dari kader PDI Perjuangan,” bebernya.
Hal itu, menurut dia, akan berdampak terhadap PDIP karena tokoh-tokoh lain di luar partai itu pun tidak bisa mendaftar.
“Itu punya konsekuensi, misalnya orang seperti Edy Rahmayadi yang notabene bukan kader PDI Perjuangan, orang seperti bang Ijeck (Musa Rajekshah), orang seperti Tifatul Sembiring, itu tidak boleh maju melalui kendaraan PDI Perjuangan. Itu kalau konsekuensinya seperti itu.”
“Menurut saya, (alasan penolakan Bobby) bukan semata-mata itu, tetapi lebih karena pertarungan di (Pilpres) 2024 kemarin itu menempatkan Pak Jokowi dan keluarga besarnya dalam posisi head to head dengan PDI Perjuangan,” urainya.
Burhanuddin juga berpendapat PDIP memang membuat barikade dengan Presiden Jokowi beserta keluarganya. Hal itu, kata dia, dimanfaatkan Partai Golkar.
“Betul (PDIP membuat barikade), dan Golkar dengan sangat cantik memanfaatkan itu.”
Sebelumnya, dalam dialog yang sama, politikus PDIP Seno Bagaskoro menjelaskan alasan partainya menutup pintu pendaftaran bagi Bobby.
Menurut Seno, penolakan terhadap Bobby merupakan aspirasi dari struktur kepengurusan PDIP Sumut.
“Tetapi ada yang menarik dari Sumatera Utara, karena yang kemudian menyampaikan aspirasi dari bawah,” jelasnya.
Baca Juga: Politisi PDIP, Sukur Nababan: Jokowi Bagian dari Masa Lalu
“Yang mana aspirasi itu juga kami pertimbangkan sebagai satu pertimbangan yang penting, adalah penolakan dari teman-teman di Sumatera Utara, kawan-kawan PDI Perjuangan terhadap pencalonan Mas Bobby Nasution.”
Ia mengatakan, alasan penolakan tersebut sangat sederhana, yakni karena Bobby sudah dipecat sebagai kader PDIP.
“Kalau kemudian dicalonkan atau diterima pencalonannya oleh kawan-kawan di Sumatera Utara, yang kemudian merisikokan karier panjang di PDI Perjuangan adalah kawan-kawan yang menerima pencalonan itu,” bebernya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV