> >

KPK Sita Rumah SYL di Makassar Senilai Rp4,5 Miliar

Hukum | 16 Mei 2024, 15:54 WIB
Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat meninggalkan Gedung Pusat Pendidikan Antikorupsi KPK usai dihadirkan Dewas KPK sebagai saksi dalam sidang kode etik Firli Bahuri, Rabu (20/12/2023). KPK menyita satu unit rumah yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Penyitaan dilakukan pada Rabu (15/5/2024) kemarin.  (Sumber: ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penyitaan terhadap aset milik eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo atau SYL.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut aset yang disita berupa satu unit rumah yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Penyitaan dilakukan pada Rabu (15/5/2024) kemarin.

"Tim Penyidik, kemarin (15/5) telah selesai melakukan penyitaan aset yang diduga milik Tersangka SYL berupa 1 unit rumah yang berada wilayah Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar," kata Ali dalam keterangannya, Kamis (16/5), seperti yang dilaporkan Jurnalis Kompas TV.

Menurut penjelasannya, nilai rumah tersebut ditaksir mencapai Rp4,5 miliar.

Sementara itu, sumber uangnya, lanjut dia, berasal dari Mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Muhammad Hatta,  selaku orang kepercayaan tersangka dimaksud.

"Diperkirakan nilai dari rumah tersebut sekitar Rp4,5 Miliar dan sumber uangnya dari MH selaku orang kepercayaan Tersangka dimaksud," jelasnya.

Lebih lanjut, Ali menyebut  Tim Aset Tracing dari Direktorat Pelacakan Aset Pengelolaan Barang Bukti dan Eksekusi KPK masih akan terus melakukan penelurusan untuk mem-backup pengumpulan alat bukti dari Tim Penyidik. 

"Diharapkan sitaan ini dapat menjadi asset recovery dalam putusan pengadilan nantinya," ucapnya.

Baca Juga: Pengakuan Pejabat Kementan Patungan Rp773 Juta Biayai SYL ke Belgia, Sisihkan Uang Perjalanan Dinas

Diberitakan sebelumnya, SYL didakwa melakukan pemerasan serta menerima gratifikasi dengan total Rp44,5 miliar dalam kasus dugaan korupsi di Kementan dalam rentang waktu 2020 hingga 2023.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU