> >

Siap Maju di Pilgub DKI, Sudirman Said: Jakarta Bertransisi, Tak Elok Berseberangan dengan Pusat

Rumah pemilu | 25 Mei 2024, 01:30 WIB
Anggota Tim Delapan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Sudirman Said, di program Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (21/5/2023). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Menteri ESDM Sudirman Said mempersiapkan diri untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah di Pilkada DKI Jakarta 2024. 

Sudirman telah melakukan pendekatan ke sejumlah partai untuk mengajukan diri sebagai bakal calon kepala daerah dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. 

Mantan Co-Captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar itu mengungkapkan sejumlah alasan dirinya ingin memimpin Jakarta. 

Pertama, Jakarta menuju masa transisi dari statusnya sebagai Ibu Kota Negara menjadi Daerah Khusus. 

Dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ) yang sudah diteken Presiden Joko Widodo pada 25 April 2024, dijelaskan Provinsi DKJ adalah daerah provinsi yang mempunyai kekhususan dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Baca Juga: Sudah Dekati NaDem, Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies di Pilkada DKI Jakarta

Kewenangan khusus yang dimaksud terkait pelaksanaan fungsi sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global.

Ia menilai pekerjaan yang harus dilakukan dalam masa transisi Jakarta, sangat besar. Sehingga membutuhkan pemimpin yang fokus menyelesaikan masalah. Bukan pemimpin yang menjadikan posisi gubernur Jakarta sebagai batu loncatan dalam karier politik.

"Karena transisi (Jakarta yang tak lagi menjadi ibu kota) ini begitu besar pekerjaannya, sebaiknya yang memimpin Jakarta itu pihak yang memang ingin fokus menyelesaikan masalah-masalah," ujar Sudirman di acara relawan di Pondok Pesantren Sokotunggal, Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (23/5/2024) malam, dikutip dari Kompas.com.

"Jadi bukan orang yang sedang nyari tangga untuk karier politik berikutnya. Jakarta jangan terus-terus dijadikan sebagai ya batu pijak, batu loncatan," ujarnya. 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU