> >

Kemenag Sebut Calon Haji 2024 yang Hamil Bisa Tunda Keberangkatan hingga 2025

Humaniora | 25 Mei 2024, 03:45 WIB
Ilustrasi. Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan calon haji yang sudah terdaftar berangkat tahun 2024, namun menunda keberangkatannya karena hamil, dapat diberangkatkan pada tahun 2025. (Sumber: Kemenag)

SURABAYA, KOMPAS.TV - Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan calon haji yang sudah terdaftar berangkat tahun 2024, namun menunda keberangkatannya karena hamil, dapat diberangkatkan pada 2025.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya Abdul Haris saat ditanya wartawan usai melepas keberangkatan jemaah haji kloter 50 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/5/2024). 

"Ada satu orang yang tunda berangkat dari kloter 50. Tunda tahun ini jadi tahun depan karena kebetulan hamil. Dan ini adalah pilihan karena yang bersangkutan itu sudah menikah selama 15 tahun, belum pernah hamil, dan baru tahu hamil anak pertama saat menjelang keberangkatan sehingga memilih untuk menunda keberangkatannya," terang Haris, dikutip dari laman resmi Kemenag. 

"Dibedakan ya antara gagal berangkat dengan tunda berangkat. Tunda berangkat tahun ini jadi berangkat tahun depan. Meskipun tidak jadi tahun ini, tahun depan diberi berangkat," tambahnya. 

Baca Juga: Jamaah Haji Lansia Tahun Ini akan Duduk Dikursi Bisnis

Ia menyampaikan, calon haji dari kloter 5 yang mengalami penundaan keberangkatan itu sudah memasuki usia kehamilan lebih dari 26 minggu.

Sedangkan usia kehamilan yang masih layak naik pesawat adalah tidak lebih dari 26 minggu. 

"Karena memang hamilnya sudah lebih dari 26 minggu. Karena untuk batasan hamil yang masih bisa berangkat atau layak terbang adalah yang 14 minggu ke atas atau 26 minggu ke bawah," tutur Haris.

Haris mengatakan kuota jemaah yang keberangkatannya ditunda, akan diisi oleh calon haji yang terdaftar dalam kuota cadangan. 

"Kita isi dari cadangan, nanti kita akan naikkan menjadi porsi berangkat. Sehingga kita menghindari adanya open seat," ucapnya. 

Baca Juga: Penerbangan Haji Telat hingga Ditegur Kemenag, Ini Respons Garuda Indonesia

Jemaah Haji Mulai Tiba di Makkah

Sementara jemaah haji Indonesia gelombang II mulai tiba di Kota Makkah Al-Mukaramah, Arab Saudi.

Ini ditandai dengan kedatangan jemaah haji kelompok terbang (kloter) 27 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG-27) di Hotel Menara Al-Mena Makkah pada Jumat (24/5/2024) pukul 05.30 waktu setempat.

"Alhamdulillah Daerah Kerja (Daker) Makkah per hari ini sudah menerima 76 kloter dari Madinah, dan mulai menerima kedatangan jemaah gelombang ke-2 dari Jeddah," jelas Kepala Daker Makkah Khalilurrahman di Makkah, Jumat (24/5/2024).

"Untuk gelombang ke-2, hari ini akan diterima sebanyak 14 kloter yang akan membawa 5.830 jemaah. Tadi kita sudah menerima dua kloter, JKG-27 dan PDG-10," imbuhnya.

Layanan akomodasi disiapkan di lima wilayah yaitu, Syisyah, Raudhah, Jarwal, Misfalah, dan Rei Bakhsy.

Ada 170 hotel yang telah disiapkan. Sejumlah layanan ramah lansia sudah disiagakan untuk menyambut jemaah.

Baca Juga: Jemaah Haji Tiba di Mekkah, Petugas Sarankan Umrah Dilakukan di Malam Hari

"Khususnya, bagi jemaah lansia, kita sudah menempatkan kamar-kamar yang dekat dengan lift agar mempermudah mobilitas mereka. Selain itu, kita juga menyiapkan menu khusus bagi lansia," jelasnya. 

Ia menyampaikan, di tiap pemondokan juga telah disiapkan kursi roda bagi lansia.

"Untuk pelaksanaan umrah wajib juga akan ada pendampingan bagi lansia. Untuk kloter yang baru datang kali ini, rencananya akan melaksanakan umrah wajib pada pukul 16.00 WAS," tuturnya. 

Umrah wajib menjadi rangkaian ibadah yang akan dilakukan jemaah haji setibanya di Kota Makkah. Khalil mengimbau jemaah untuk memperhatikan beberapa hal dalam pelaksanaam umrah wajib. 

Pertama, setibanya di Makkah, jangan buru-buru berangkat umrah. Sebaiknya beristirahat terutama bagi jemaah gelombang ke-2 yang berangkat dan sudah memakai pakaian ihram dari tanah air.

Baca Juga: Penerbangan Haji Telat hingga Ditegur Kemenag, Ini Respons Garuda Indonesia

Kedua, pilih waktu umrah saat matahari tidak terik, seperti sore atau malam hari. 

"Ketiga, selalu pergi bersama-sama atau rombongan. Dan pastikan rombongan yang berangkat dan pulang sama jumlahnya," ucapnya. 

"Bagi jemaah lansia, pastikan juga untuk selalu ada pendamping. Khusus bagi jemaah lansia tanpa pendamping, Ketua Kloter harap berkoordinasi dengan petugas sektor agar bisa kita fasilitasi," sambungnya. 

Terakhir, Khalil meminta jemaah agar tidak memaksakan diri saat melaksanakan umrah. Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung dan penyakit yang mempengaruhi ketahanan fisik lainnya.

"Kalau sedang tawaf atau sai mengalami gejala-gejala yang tidak nyaman fisiknya, berhenti dulu sejenak. Jangan dipaksakan," tutup Khalil.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV


TERBARU