> >

Pengamat: di Pidato Ada Bahasa Implisit Megawati yang Tertuju Keluarkan Jokowi dari PDI-P

Politik | 25 Mei 2024, 07:00 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnopturi saat berpidato di Rakernas ke-V PDIP di Ancol, Jumat (24/5/2023). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - DPP PDI Perjuangan dianggap sudah tidak memedulikan lagi kehadiran Presiden Joko Widodo dan Gibran Rakabuming Raka di Rakernas ke-V partai di Ancol. 

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai sikap PDI-P terutama Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sangat jelas sudah menutup buku terhadap Jokowi dan Gibran. 

Hal tersebut dapat dicermati dalam pidato Megawati di Rakernas PDIP. Meski Megawati tidak menyatakan secara langsung sudah tidak peduli dengan Jokowi dan Gibran, namun ada bahasa-bahasa yang secara implisit ditujukan kepada Jokowi dan Gibran. 

"Pihak yang goyah-goyah dalam pendirian yang mbalelo, dan ada kalimat secara tegas 'keluar kamu'. Besar kemungkinan kalimat pengusiran tersebut kalimat implisit yang dialamatkan ke Jokowi dan keluarganya," ujar Umam di program Kompas Petang KOMPAS TV, Jumat (24/5/2023). 

Umam menjelaskan, faktor yang membuat Megawati hanya menyatakan kalimat implisit terkait sikap kepada Jokowi tidak terlepas dari keberadaan PDI-P di pemerintahan saat ini.

Baca Juga: Megawati di Rakernas PDIP: Saya Sekarang Provokator, Demi Kebenaran dan Keadilan

Sebelumnya, Megawati tidak ingin meninggalkan pemerintahan dan menarik semua menteri PDIP di Kabinet Indonesia Maju karena berpotensi akan timbul kekacauan pemerintahan. 

Untuk itu, PDI-P belum memberikan pernyataan resmi sikap tegas partai terhadap Jokowi. Termasuk memecat Jokowi beserta Gibran dari keanggotaan partai.

"Tampaknya PDI-P mengulur waktu sampai di akhir jabatan Jokowi. Di situlah kemungkinan PDI-P mengeluarkan pernyataan terbuka dan surat resmi pemberhentian Jokowi," ujar Umam.

Sebelumnya, DPP PDI-P tidak mengundang Presiden Jokowi di acara Rakernas ke-V partai.

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menjelaskan, jika ada kader partai yang melanggar konstitusi, melanggar etika dan moral, maka sudah pasti kader tersebut bukan menjadi bagian dari keluarga besar PDI-P.

Baca Juga: [FULL] Pidato Berapi-api Megawati di Rakernas ke-V PDIP, Ungkit Pemilu 2024 hingga Putusan MK

"Oleh sebab itu, yang diundang adalah untuk internal partai, yang diundang adalah sahabat-sahabat, para cendekiawan, para akademisi, para civil society, budayawan, masyarakat, pro demokrasi yang betul-betul berjuang untuk menegakkan demokrasi yang jujur, adil, yang konstitusional, yang bermartabat," ujar Djarot di Beach City Internasional Stadium, Ancol, Jumat (24/5/2024).

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU