> >

Film Vina Dilaporkan karena Bikin Gaduh, Ketua LSF Sebut Tak Ada Masalah di Film: Aman-Aman Saja

Peristiwa | 31 Mei 2024, 09:46 WIB
Poster film Vina: Sebelum 7 Hari yang diadaptasi dari kisah nyata kasus pemerkosaan dan pembunuhan Vina di Cirebon pada 2016. (Sumber: Instagram/@deecompany_official)

BANDUNG, KOMPAS.TV - Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Rommy Fibri Hardiyanto menanggapi pihak yang melaporkan film Vina: Sebelum 7 Hari ke pihak berwajib.

Rommy mengatakan bahwa film Vina: Sebelum 7 Hari sudah clear sebagai film tontonan. Ia menjelaskan, film tersebut bukan film dokumenter murni, tetapi dibangun menjadi film fiksi.

“Oleh sebab itu, LSF melihat tidak ada masalah di film ini. Sebagai sebuah produk budaya, LSF menganggap film Vina aman-aman saja,” ucap Rommy di Bandung, Kamis (30/5/2024).

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, 3 Teman Kerja Pegi Setiawan Diperiksa Polda Jabar Hari Ini

Soal penulisan “kisah nyata” pada poster film, Rommy membantah jika itu merupakan pelanggaran. Pasalnya, ada banyak film yang terinspirasi dari kisah nyata.

Adanya penulisan “kisah nyata” pada poster film juga tidak dapat dijadikan alasan film tersebut berpotensi menggiring opini masyarakat.

Menurutnya, pihak yang menggiring opini masyarakat justru pihak-pihak yang memberikan komentar dan membuat situasi gaduh.

“Filmnya cuma ngomong, ini terinspirasi dari orang yang kesurupan, terus kesurupannya direkam, oh ini bagus ya kalau difilmkan. Apa yang bikin gaduh? Siapa yang bikin gaduh? Yang nonton, yang komen, yang membuat gaduh sendiri,” tegas Rommy.

“Kecuali filmnya mengatakan, yuk kita demo ramai-ramai. Kan enggak. Enggak ada ajakan untuk melanggar hukum atau ajakan untuk melakukan disharmoni, atau melanggar ketertiban umum. Filmnya enggak seperti itu,” tambah dia.

Untuk itu, Rommy berpendapat bahwa laporan film Vina: Sebelum 7 Hari seharusnya tidak perlu dilakukan jika publik melihat film ini secara jernih.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Tribun Jabar


TERBARU