> >

Dinilai Banyak Masalah, DPR RI Dorong Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji

Peristiwa | 13 Juni 2024, 14:13 WIB
Kedatangan jemaah haji kloter SUB 106 Embarkasi Surabaya di Bandara Jeddah, Arab Saudi, Selasa (11/6/2024). (Sumber: Kemenag)

MEKAH, KOMPAS.TV - Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI mengusulkan pembentukan panitia khusus (pansus) untuk mengevaluasi dan memperbaiki penyelenggaraan haji yang dinilai masih menyisakan banyak persoalan. 

Anggota Timwas Haji DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan haji tahun ini menghadapi berbagai masalah, mulai dari kuota haji khusus hingga kasus haji ilegal. 

Selain itu, masalah di sektor transportasi dan bahan baku katering juga menjadi perhatian serius.

"Karena ini melibatkan berbagai sektor terkait jemaah haji, baik khusus maupun reguler, ini melibatkan semua kementerian terkait. Karena itu tidak cukup dengan panja di Komisi VIII. Kalau sudah melibatkan beberapa kementerian, dua saja Kemenag dengan Kemenkes itu sudah pansus. Ga bisa diselesaikan dengan panja di Komisi VIII," ujar Cucun di sela rapat koordinasi antara Timwas Haji DPR RI dengan jajaran Kementerian Agama, Rabu (12/6/2024).

Menurut Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI ini, keterlibatan banyak kementerian, seperti Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif melalui pansus. 

Cucun menilai pansus haji diperlukan guna mengurai sejumlah persoalan dalam penyelenggaraan haji, mulai dari soal kuota haji khusus hingga upaya memperpendek masa tunggu jemaah.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan, Timwas Haji DPR RI terus meninjau berbagai aspek penting, seperti pemondokan, konsumsi, kesehatan, dan transportasi selama dua hari terakhir. 

Pemantauan itu bertujuan memastikan kelancaran dan kenyamanan jemaah haji Indonesia di tanah suci. 

Baca Juga: Potret Suasana Masjidil Haram Jelang Puncak Haji 2024

"Potret Mekkah ini akan kami bawa ke Kementerian Agama (Kemenag) untuk diterapkan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Apa yang sudah bagus di Mekkah diharapkan bisa diterapkan dengan baik di sana. Apa yang kurang akan kami eliminir," kata Lodewijk dikutip dari Kompas.com, Kamis (13/6/2024).

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU