> >

BMKG Keluarkan Peringatan Dini, 26 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir 2-3 Juli 2024

Peristiwa | 2 Juli 2024, 07:23 WIB
Ilustrasi. BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada 2-3 Juli 2024. (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca esktrem yang berpotensi melanda beberapa wilayah Indonesia, Selasa (2/7/2024) dan Rabu (3/7).

Dilansir laman BMKG, sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia Barat Sumatera Barat, di Laut Sulu, di Laut Seram, dan di Samudra Pasifik Utara Papua Barat.

Sirkulasi-sirkulasi tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Samudra Hindia Barat Sumatra Utara, di Laut Cina Selatan, di Laut Banda, dan di Samudra Pasifik Timur Laut Pulau Halmahera; serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samudra Hindia Barat Aceh, di Filipina Bagian Utara, di Laut Banda, dan di Teluk Cendrawasih.

Baca Juga: Hari Ke-78 Bhayangkara, Polri Dukung Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lain juga terlihat memanjang dari Malaysia Bagian Utara hingga Laut Natuna, dari Laut Jawa hingga Pesisir Timur Lampung, di Samudra Hindia Selatan Jawa, dari Laut Timor hingga Laut Flores.

Juga terlihat dari Laut China Selatan hingga Laut Sulu, dari Selat Makassar hingga Laut Sulawesi, dari Laut Banda hingga Sulawesi Tenggara, dari Samudra Pasifik Utara Papua hingga Papua Barat. 

Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Laut Banda, Laut Arafuru, Laut Natuna, dan Samudra Hindia Selatan NTT hingga Jawa Timur.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah sirkulasi siklonik/konvergensi/konfluensi," tulis BMKG.

BMKG juga mengatakan peningkatan kecepatan angin hingga mencapai lebih dari 25 knot, terpantau di Laut Arafuru, dan Samudra Hindia Selatan Jawa, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.

"Intrusi udara kering/dry intrusion dari BBS (belahan bumi selatan) melintasi wilayah Samudra Hindia Selatan Jawa. Kondisi ini yang mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembap yaitu di wilayah Pesisir Selatan Jawa," lanjutnya.

Penulis : Dian Nita Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU