Resmi dari BMKG, Berikut Kondisi Cuaca Indonesia saat Ini: Wilayah Selatan Kemarau
Peristiwa | 6 Agustus 2024, 17:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis pembaruan terbaru mengenai kondisi cuaca di Indonesia.
Meskipun secara umum Indonesia sedang berada di musim kemarau, beberapa daerah masih melaporkan terjadinya hujan.
Berbagai fenomena cuaca mempengaruhi kondisi iklim yang terjadi antara 6 hingga 12 Agustus 2024. Berikut adalah informasi selengkapnya.
Berdasarkan data resmi dari BMKG, kondisi cuaca terbaru di Indonesia, wilayah selatan termasuk Bali dan Nusa Tenggara, saat ini mengalami musim kemarau, yang ditandai dengan cuaca cerah hingga berawan.
Hal ini biasa terjadi pada bulan Agustus, karena wilayah selatan umumnya memasuki periode kemarau.
Di sisi lain, beberapa wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami hujan dalam beberapa hari ke depan, terutama di bagian utara dan tengah.
Kondisi cuaca ini patut mendapat perhatian karena dapat memengaruhi berbagai aktivitas masyarakat di daerah-daerah tersebut. Fenomena cuaca yang berubah-ubah ini mengharuskan masyarakat untuk tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan hujan di tengah musim kemarau.
Pihak BMKG juga memprediksi bahwa La Nina akan terjadi di wilayah Indonesia pada bulan ini, Agustus 2024.
Baca Juga: Menanam Padi di Musim Kemarau, Petani Manfaatkan Sumur Bor
Adapun La Nina adalah fenomena anomali iklim global yang terjadi ketika suhu permukaan laut di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik tropis lebih dingin dari biasanya.
Salah satu dampak La Nina di Indonesia adalah peningkatan curah hujan selama musim kemarau.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyatakan bahwa pihaknya belum dapat menentukan wilayah-wilayah yang akan mengalami percepatan musim hujan akibat La Nina.
Menurutnya saat ini terdapat kemunduran awal musim kemarau di beberapa daerah sekitar pertengahan 2024, dengan penundaan sekitar dua dasarian atau sekitar dua minggu, seperti yang terjadi di sebagian kecil wilayah Papua dan Kalimantan.
Selain itu, beberapa daerah juga mengalami kemajuan musim kemarau hingga tiga dasarian atau sekitar tiga minggu, terutama di sebagian kecil Papua dan Sulawesi. Guswanto menjelaskan bahwa sekitar 40,1 persen wilayah Indonesia mengalami kemunduran musim kemarau pada pertengahan tahun ini.
“Nanti kita lihat, kalau sekarang enggak bisa (diprediksi wilayah mana yang mengalami musim hujan maju karena La Nina). Harus ada datanya terlebih dahulu,” jelas Guswanto kepada Kompas.com, Selasa (30/7).
“Akhir musim kemarau dan awal musim hujan di Indonesia tidak bersamaan di setiap zona musim di seluruh wilayah Indonesia ada yang maju, sesuai, dan mundur dari normalnya,” sambungnya.
Guswanto juga menambahkan bahwa akhir musim kemarau dan awal musim hujan di Indonesia tidak seragam di setiap zona musim di seluruh wilayah. Ada yang lebih awal, tepat waktu, dan ada pula yang mundur dari waktu normal.
Meski La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan, fenomena ini diperkirakan terjadi dengan intensitas yang lemah, sehingga dampaknya tidak akan terlalu signifikan.
“Tidak terlalu (lebat hujannya). Yang jelas musim kemarau tahun ini tidak lebih kering dari tahun lalu (karena ada La Nina). Kalau kemarin kan El Nino sehingga keringnya panjang,” jelas Guswanto.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 6 Agustus: Dampak La Nina, 16 Wilayah Ini Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Lebat
Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, BMKG, Kompas.com