> >

Survei Litbang Kompas Mengungkap, Pemilih PKS dan PDIP Paling Tidak Puas dengan Kinerja Prabowo

Peristiwa | 20 Januari 2025, 10:53 WIB
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyambut kedatangan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dipimpin Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi, di kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jakarta, Selasa (27/4/2021). (Sumber: KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Hasil Survei Litbang Kompas yang menyoroti 100 hari  pemerintahan Prabowo-Gibran mengungkapkan, sebanyak  50,6% responden dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak puas dengan kinerja pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Posisi tersebut disusul oleh partai lainnya yang tidak masuk dalam parlemen dengan angka ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran 37,1 persen. Sementara pemilih PDI Perjuangan mencapai ketidakpuasan di angka 25,7 persen. Urutan keempat partai yang tidak puas dengan kinerja Prabowo-Gibran adalah pemilih Partai NasDem di angka 16,4 persen.

Setelah NasDem, ada 16,3 persen yang tidak puas atas kinerja Prabowo dari responden dengan indikator tidak tahu atau tidak jawab. Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Prabowo di posisi selanjutnya ditempati PKB di angka 14,9 persen. 

Selanjutnya, ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan Prabowo ditempati oleh Partai Demokrat di angka 13,2 persen dan Gerindra 13 persen. Sementara di posisi 9 untuk partai yang tidak puas dengan kinerja Prabowo adalah Partai Golkar di angka 9,6 persen dan terakhir ditempati PAN dengan 4 persen.

Peneliti Litbang Kompas Vincentius Gitiyarko menilai angka ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran menunjukkan tidak ada resistensi yang cukup menonjol.

Baca Juga: Litbang Kompas: Kepuasan Masyarakat ke Prabowo Lampaui Capaian 100 Hari Kinerja Era Jokowi

“Resistensi politik itu tidak muncul di sini, karena kalau kita bicara soal kepuasan atau ketidakpuasan itu seringkali dipengaruhi oleh prefensi politik gitu ya,” ujar Tiar, sapaan Gitiyarko.

“Nah kalau kita lihat preferensi politik terhadap pilihan partai, ini kan yang menunjukkan resistensi atau ketidakpuasan paling tinggi itu kan relatif hanya dua yaitu memilih PKS yang paling besar ada ketidakpuasan 50,6% pemilih dan PDIP 25,7%. Di pemilih partai yang lain karena tidak ada resistensi yang cukup menonjol,” lanjutnya.

Tiar menuturkan tingginya ketidakpuasan PKS terjadi karena adanya dinamika pencalonan presiden dan juga dinamika pilkada Jakarta.

Itu yang menunjukkan adanya ketidakpuasan politik di antara pemilih PKS, sehingga relatif menyeret atau memengaruhi kepuasan mereka terhadap pemerintah yang berjalan.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU