A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: controllers/Amp.php

Line Number: 297

Backtrace:

File: /var/www/html/frontend-v2/application/controllers/Amp.php
Line: 297
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontend-v2/application/controllers/Amp.php
Line: 67
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontend-v2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Sedang Dikaji, Tes Virus Corona Bakal Pakai Spesiman Darah

> >

Sedang Dikaji, Tes Virus Corona Bakal Pakai Spesiman Darah

Berita kompas tv | 19 Maret 2020, 01:28 WIB
Ilustrasi sampel spesimen darah tes virus corona (Sumber: Shutterstock/Kompas.com)

JAKARTA, KOMPASTV - Pemerintah mulai mengkaji rapit test tes virus corona
menggunakan spesimen darah. Langkah ini telah dilakukan oleh negara lain seperti
Korea Selatan.

Rapid test, sebuah alat kesehatan sederhana yang berfungsi melakukan pemeriksaan
atau screening medis dan memberikan hasil dalam waktu cepat.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menjelaskan
keuntungan dari proses tes menggunakan serum darah tidak membutuhkan sarana
pemeriksaan laboratorium pada biosecurity level dua. 

Baca Juga: Canggih! Pemprov Jawa Barat Dirikan Command Center Khusus Corona, Apa Saja Kegunaannya?

Artinya tes tersebut dapat dilakukan oleh hampir semua laboratorium yang ada di
rumah sakit di Indonesia.

Dengan begitu, kecepatan mengetahui pasien positif terjangkit virus corona dapat
meningkat. Selama ini tes pasien positif corona dilakukan dengan mengambil swab
tenggorokan atau kerongkongan yang dapat dilakukan oleh laboratorium tertentu.

Menurut Yurianto, dalam tes menggunakan serum darah ini membutuhkan reaksi
imunglobin atau tes kekebalan tubuh dari pasien yang setidaknya telah terinfeksi selama
seminggu. 

Jika belum atau kurang dari seminggu kemungkinan pembacaan dari tes tersebut akan
negatif.

Baca Juga: Corona Surabaya: RS Unair Periksa 100 Orang per Hari

"Maka kita membutuhkan reaksi dari imunoglobulin seseorang yang terinfeksi paling
tidak seminggu. Kalau belum terinfeksi atau terinfeksi kurang dari seminggu,
kemungkinan bacaan imunoglobulinnya akan negatif," ujar Yurianto dalam jumpa pers
di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU