> >

Disebut Tak Paham Corporate, Adian: Perusahaan BUMN Bukan Badan Intelijen Kenapa Harus Tertutup

Politik | 25 Juli 2020, 19:58 WIB
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu ketika ditemui di Warung Komando, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (19/1/2020). (Sumber: (KOMPAS.com/Devina Halim))

JAKARTA, KOMPASTV – Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu angkat bicara terkait tudingan dirinya tak mengerti sistem corporate dan dibilang banyak blunder soal pernyataan komisaris serta direksi di perusahaan BUMN titipan.  

Ia merasa penjelasan bahwa rekrutmen komisaris dan direksi di BUMN tidak di buka secara umum tidak masuk akal.

Menurutnya publik memiliki hak untuk mengetahui sistem penerimaan komisaris dan direktur. Sebab gaji yang dikeluarkan untuk dua jabatan tersebut berasal dari perusahaan milik negara.

Baca Juga: Ribuan Direksi dan Komisaris BUMN Titipan, Stafsus Erick Thohir: Adian Enggak Paham, Banyak Blunder

“Lucu dan aneh bagi saya kalau negara mengeluarkan Rp3,7 triliun setiap tahun untuk 6.200 orang yang rakyat tidak tahu bagaimana cara rekrutmennya dan dari mana asal usulnya,” ujar Adian saat dihubungi, Sabtu (25/7/2020). Dikutip dari Kompas.com.

Adian menambahkan, rakyat hanya diyakinkan bahwa proses rekrutmen tersebut berasal dari talent pool yang dibuat Kementerian BUMN.

Namun, rakyat tak pernah tahu siapa saja orang-orang yang masuk ke talent pool tersebut dan bagaimana reputasinya.

Ia juga heran mengapa masyarakat tidak bisa ikut melamar menjadi direksi atau komisaris di perusahaan plat merah.

Baca Juga: Adian Napitupulu Sebut Semua Direksi dan Komisaris BUMN Titipan, Jumlahnya 6.000 Sampai 7.200 Orang

Menurut Adian, pembukaan lowongan bagi jabatan direksi dan komisaris sebuah perusahaan sudah lazim terjadi. Misalnya, lowongan yang dibuka oleh Perusda Pasar Surya, PT Patralog, PT Bank Jatim dan PT Jateng Petro Energi.

“Dari contoh di atas maka pernyataan bahwa tidak pernah ada lowongan Direksi atau Komisaris Corporate yang diumumkan terbuka tentu sebuah kesalahan besar atau sok tahu yang sangat akut,” ujarnya.

Lebih lanjut Adian mengingatkan perusahaan BUMN bukan organisasi intelijen atau badan intelijen selayaknya CIA atau M16 yang proses rekrutmen dilakukan secara rahasia.

Ia mengimbau agar Menteri BUMN Erick Thohir berhentilah bermain-main seolah BUMN itu merupakan organisasi intelijen layaknya film mission impossible.

Baca Juga: Erick Thohir Angkat Pejabat BUMN jadi Dewas Perum Perhutani

“Bukankah titipan-titipan itu konsekuensi dari tidak adanya sistem rekrutmen yang transparan?,” kata Adian.

“Kenapa masyarakat umum tidak bisa ikut melamar secara terbuka? apa yang di tutupi? apa yang dirahasiakan? apa yang disembunyikan? kenapa harus tertutup jika bisa terbuka,” ujarnya.

Sebelumnya Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga membantah pernyataan dari politikus PDIP, Adian Napitupulu, yang menyebut ribuan direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah merupakan orang-orang titipan.

Menurut Arya, Adian tak mengerti pola dan budaya yang ada di korporasi dalam mencari direksi dan komisaris.

Baca Juga: Lengser dari Adhi Karya, Budi dan Fadjroel dapat Jabatan Lagi

Ia menjelaskan pemilihan petinggi di perusahaan BUMN telah sesuai dengan kebutuhan dan memiliki mekanisme tersendiri.

Setiap orang yang terpilih menjabat direksi dan komisaris di perusahaan plat merah telah mengikuti serangkaian proses. Termasuk menimbang rekam jejaknya.

Arya juga mengingatkan tidak ada perusahaan pernah buka lowongan kerja untuk direksi dan komisaris di media-media atau diumumkan secara terbuka.

Baca Juga: Soal Rangkap Jabatan di BUMN, Erick: Itu Sudah Sejak Lama

“Komisaris atau direksinya ya mana pernah terbuka. Jadi lucu, ini bukan jabatan publik. Ini kan posisi korporasi. Jadi saya bisa mengatakan bahwa Bung Adian Napitupulu ini jadi banyak blundernya,” kata Arya.

 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU