> >

Patrice Evra Ingin Klub-Klub Sepak Bola Edukasi Suporter tentang Rasisme

Kompas sport | 22 Juli 2021, 20:09 WIB
Eks pemain tim nasional Perancis, Patrice Evra. (Sumber: skysports.com)

LONDON, KOMPAS.TV - Mantan bek Manchester United dan Juventus, Patrice Evra, mengatakan pentingnya semua klub sepak bola memberi pendidikan tentang rasisme kepada para suporter. 

Komentar tersebut dilontarkan Evra usai tiga pemain kulit hitam tim nasional Inggris menjadi sasaran rasis di media sosial. Mereka mendapatkan perlakuan rasis setelah gagal mengeksekusi penalti di final Euro 2020. 

Tiga pemain tersebut adalah Marcus Rashford, Bukayo Saka, serta Jadon Sancho. 

Rasisme terhadap tiga pemain tersebut juga mendapat kecaman dari sejumlah tokoh dunia seperti Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dan rekan sejawat pesepak bola lainnya. 

Baca Juga: Lima Orang Telah Ditangkap Kepolisian Terkait Pelecehan Rasis terhadap Pemain Timnas Inggris

"Sepak bola, Anda tahu, adalah kesenangan untuk ditonton dan Anda membawa banyak emosi. Dan ketika orang kecewa, Anda bisa merasakan kebencian. Kebencian itu keluar dengan sangat kuat," kata Evra kepada Sky Sports.

"Lalu orang-orang dan saya tidak tahu mengapa, alih-alih mengatakan hal-hal seperti, 'Oh, dia pemain yang sangat buruk, dia tidak boleh melewatkan penalti', mereka melibatkan agama Anda, warna kulit Anda."

“Menyakitkan untuk ditonton. Terutama karena anak-anak itu (Rashford, Sancho, Saka) mungkin tidak sekuat orang lain. Dan itu tidak adil," imbuhnya.

Isu rasisme di sepak bola Eropa seakan tidak ada habisnya. Kampanye 'Black Lives Matter' hingga melakukan aksi berlutut sebelum terus digencarkan. 

Namun, Evra menyebut salah satu hal terpenting adalah memberikan edukasi kepada para suporter tentang apa itu rasisme. 

"Anda tahu kita perlu berubah dan itulah mengapa pendidikan sangat penting," lanjut mantan bek tim nasional Perancis.

Baca Juga: Mantan Kiper Arsenal Dipecat dari Hertha Berlin Usai Kirim Pesan Rasis Melalui WhatsApp

“Saya ingin klub-klub itu berinvestasi dalam pendidikan, untuk bertemu dengan para penggemar, agar para pemain berbicara kepada para penggemar, mungkin sekelompok penggemar dan menceritakan apa yang mereka rasakan ketika mereka dilecehkan karena warna kulit mereka."

“Jangan bilang klub sepak bola tidak bisa melakukan itu, atau FIFA atau UEFA, lebih banyak pertemuan dengan para penggemar sehingga mereka mengerti ketika mereka membuat suara monyet ketika pemain kulit hitam mendapatkan bola, bagaimana hal itu mempengaruhi mereka. Itu benar-benar penting."

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : skysports.com


TERBARU