> >

Presiden UEFA Jawab Kritikan dari La Liga Terkait Kontrak Kylian Mbappe di PSG

Kompas sport | 25 Mei 2022, 21:41 WIB
Presiden UEFA Aleksander Ceferin berbicara dalam Kongres UEFA ke-45 di Montreux, Swiss, Selasa 20 April 2021. Ceferin secara langsung mengimbau para pemilik klub Inggris dalam proyek Liga Super untuk mengubah pikiran mereka demi menghormati para penggemar sepak bola. (Sumber: Richard Juilliart/UEFA via AP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden UEFA Aleksander Ceferin menjawab kritikan dari La Liga terkait kontrak baru Kylian Mbappe di PSG yang dianggap melanggar aturan Financial Fair Play.

Mbappe akhirnya tetap bertahan di Paris Saint-Germain setelah menandatangani kontrak baru selama tiga tahun dengan nilai yang sangat besar.

Hal tersebut tentu menjadi kekecewaan besar bagi Real Madrid yang sempat disebut hampir pasti bisa merekrutnya.

Bahkan La Liga juga angkat bicara mengenai kesepakatan tersebut dengan menyebut itu adalah sebuah "skandal".

Menanggapi tuduhan tersebut, Ceferin menegaskan bahwa UEFA tetap menegakkan aturan keuangan yang adil dan ketat bagi setiap tim.

"Siapa pun yang menghormati aturan kami dipersilakan untuk bermain di kompetisi kami; siapa yang tidak menghormati aturan tidak diizinkan," kata Ceferin dikutip dari BBC Sports, Rabu (26/5/2022).

Baca Juga: Panas! La Liga Gugat PSG Terkait Transfer Mbappe, Kasusnya Mau Dibawa hingga Uni Eropa

"Real Madrid atau siapa pun tidak perlu memberi tahu UEFA apa yang harus dilakukan. Mereka marah dari satu sudut pandang dan, sejauh yang saya tahu, tawaran mereka mirip dengan tawaran (PSG)," ujar Ceferin.

Aturan Financial Fair Play UEFA dirancang untuk mencegah pengeluaran klub melebihi pendapatan dari jumlah yang ditentukan selama setiap periode penilaian tiga tahun.

Javier Tebas, presiden La Liga Spanyol, menggambarkan tawaran kontrak PSG kepada Mbappe sebagai "penghinaan terhadap sepak bola".

Hal tersebut diucapkannya karena PSG, menurutnya, adalah klub yang merugi secara finansial.

PSG sendiri saat ini dimiliki oleh Qatar Sports Investments, anak perusahaan Qatar Investment Authority (QIA), dana kekayaan negara yang dikelola Qatar.

Dengan kenyataan tersebut, PSG pun layaknya sebuah tim yang dimiliki oleh satu negara.

Baca Juga: Kylian Mbappe: Saya Sempat Bernegosiasi dengan Liverpool, Klub Favorit Ibu Saya

Mengenai hal tersebut, Ceferin mengaku lelah karena terus ditanya tentang kepemilikan PSG tersebut.

Dia menilai tak ada salahnya sebuah klub di Eropa dimiliki oleh pemilik dari negara lain dengan mencontohkan sejumlah klub Inggris yang juga dimiliki oleh pengusaha asal Amerika Serikat hingga Timur Tengah.

"Saya sudah mengatakan itu berkali-kali dan saya akan mengatakannya lagi, beri tahu saya satu alasan mengapa mereka tidak boleh menjadi pemilik klub," tutur Ceferin.

“Jika Anda mengatakan bahwa klub adalah milik para penggemar, tidakkah Anda berpikir bahwa klub Inggris juga memiliki pemilik – mereka memiliki pemilik dari Amerika Serikat, beberapa dari Timur Tengah, mereka memiliki pemilik dari Inggris."

"Jadi situasinya persis sama dan saya sangat lelah dengan tuduhan-tuduhan ini tanpa dasar yang konkrit."

"Saya ingin tahu siapa yang melanggar aturan dan jika Anda melanggar aturan maka Anda akan dihukum," tegasnya. 

Baca Juga: Ditanya Soal Mbappe, Bintang Real Madrid Ini Angkat Suara, Benzema: Bukan Saatnya Bicara Hal Sepele

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC Sports


TERBARU