> >

Final Champions League: Klopp, Dendam Mo Salah dan Memori Final 2018 yang Menyakitkan

Kompas sport | 28 Mei 2022, 16:34 WIB
Jurgen Klopp dukung Mo Salah yang ingin balas dendam hal menyakitkan di 2018 lalu, membalasnya di final Champions League tak lama lagi (Sumber: Twitter Anfield Watch)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Jelang Final Champions League antara Liverpool vs Real Madrid yang digelar dinihari nanti, Minggu (29/5/2022) WIB, Jurgen Klopp menyatakan dukungannya kepada Mo Salah setelah apa yang menimpa mereka pada final Champions Leage 2018 lalu. 

Dukungan ini lantaran, beberapa waktu lalu, Mo Salah ingin bertemu Real Madrid di final dan ingin balas dendamnya kepada Real Madrid dengan menggondol juara Champions League.

Ternyata, dendam Mo Salah untuk itu bakal kesampaian.

Jurgen Klopp pun mendukung hal itu dan menganggap hal itu sebagai kewajaran belaka. Apalagi, mengingat peristiwa kekalahan menyakitkan di final Champions League 2018 lalu yang berakhir 3-1 untuk Madrid.

Pertandingan final yang tidak hanya menyesakkan, tapi kata Klopp membuat orang-orang di Liverpool tidak akan melupakannya. 

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang Mo Salah. Ini benar-benar normal (ingin balas demdam). Bagi Mo, itu wajar mengingat kejadian di final tahun 2018 lalu,” paparnya di situs resmi klub dikutip Sabtu (28/5/2022).

Klopp bahkan menyebut, kejadian 2018 lalu adalah peristiwa menyedihkan. Menurutnya, di waktu itu, semua orang di Liverpool kalah, termasuk dirinya.

“Kami semua kalah hari itu, Mo juga cedera di awal pertandingan. Kini dia sekarang dalam kondisi yang sangat baik, sehingga (final) terasa berbeda untuknya. Anda bertanya kepadanya, itu perasaan yang normal (untuk balas dendam),” paparnya.

Baca Juga: Final UCL 2022, Jurgen Klopp: Dunia akan Merah atau Putih di Hari Itu

Motivasi Mengalahkan Real Madrid di Final Champions League

Klopp juga meyakinkan, semua orang semua terobsesi untuk mengalahkan Real Madrid dan alasannya pun berbeda-beda.

“Kami semua termotivasi oleh hal-hal yang berbeda. Saya memiliki 26 atau 27 pemain di sini dan mereka semua termotivasi oleh hal yang berbeda, saya tidak punya masalah dengan itu. Itu baru akan menjadi masalah jika dendam adalah satu-satunya motivasi, dan itu tidak terjadi dalam kasus Mo,” tegasnya.

Menurut Juru taktik asal Jerman itu, sungguh normal jika semua pemain, termasuk Mo Salah ingin membalas kekalahan menyakitkan di 2018 lalu.

“Jadi, itu normal bahwa dia ingin membalasnya,” jawabnya.

“Kami tidak melupakan apa yang terjadi saat itu ketika kami tidak berhasil memenangkannya dan besok saya akan menunjukkan tayangan ulang dari pertandingan itu untuk menambah motivasi tim,” sambungnya.

“Kami memiliki begitu banyak alasan sehingga kami akan memberikan segalanya di final dan ini mungkin salah satu alasan tetapi bukan satu-satunya alasan," paparnya.

Pertandingan final 2018 lalu dianggap menyakitkan karena Mo Salah cedera di final akibat ulah Sergio Ramos. Selain itu, dua blunder Loris Karius juga dianggap biang kekalahan Liverpool.

Liverpool pun berpotensi membalas hal ini sekaligus merengkuh tiga gelar musim ini setelah sebelumnya menggondol Piala Liga dan Piala FA. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : liverpoolfc.com


TERBARU