> >

Cara Edu Perbaiki Arsenal: Berani Buang Pemain Bergaji Besar

Kompas sport | 26 Juli 2022, 14:38 WIB
Direktur Teknik Arsenal, Edu Gaspar dan pemain anyar Fabio Vieira. (Sumber: The Athletic)

LONDON, KOMPAS.TV - Arsenal mengalami penurunan performa semenjak musim kompetisi Liga Inggris 2016/2017, tahun-tahun akhir Arsene Wenger menjadi manajer klub. Di mana dua musim kompetisi harus puas di zona Liga Eropa.

Sepeninggal pelatih dari Prancis berjuluk Le professeur pada 2018, Klub London Utara itu kian terpuruk. Hanya semusim di Liga Eropa, dua musim berikutnya (2019/20 & 2020/21) terasa pahit karena harus terperosok ke papan tengah klasemen.

Sejak 2019 itu, Arsenal menunjuk Edu Gaspar sebagai Direktur Teknik Klub Arsenal. Edu menyebut salah satu cara memperbaiki The Gunners dari keterpurukan adalah membuang para pemain bergaji besar yang tidak perform. 

Dua tahun Unay Emrey yang ditunjuk sebagai manajer pengganti Wenger berupaya mempertahankan performa tim. Namun Arsenal tetap harus keluar dari persaingana papan atas klasemen. Bahkan, The Gunners mencatatkan rekor terburuknya sejak musim 1994-1995 yakni terjerembab di peringkat 8.

Kebijakan 'yang cukup berani' Edu secara perlahan memang berhasil menyingkirkan sejumlah 'pemain bergaji besar dan tidak memberi kontribusi'.  

Baca Juga: Arteta: Saliba Sudah Siap Bermain untuk Arsenal

Sebut saja Mesut Ozil, Pierre-Emerick Aubameyang, Shkodran Mustafi, hingga Sokratis Papastathopoulos disingkirkan Arsenal. Arsenal rela membayar kompensasi agar para pemain tersebut pergi. 

Edu menganggap hal tersebut perlu dilakukan karena para pemain-pemain tersebut bisa membunuh klub. 

"Ketika seorang pemain berusia 26 tahun atau lebih tua, punya gaji besar, dan tak menunjukkan permainan terbaiknya, dia membunuh Anda. Dulu, 80% skuad ini punya karakteristik itu dan tidak mungkin ada yang membeli mereka," ujar Edu dikutip dari Metro.

"Mereka tak punya nilai transfer dan nyaman dengan kontrak panjang, tinggal di London. Jadi kami perlu membersihkan skuad dan kalau kami harus membayar beberapa agar mereka pergi, saya menganggapnya sebagai investasi."

"Itu lebih baik daripada membiarkan mereka menutup jalan pemain lain. Tidak masalah kalau seorang pemain punya gaji besar dan tampil bagus. Saya tahu memang aneh untuk mendatangi direksi dan memberi tahu, terkadang lebih baik untuk membayar pemain agar pergi ketimbang mempertahankannya," tandas Edu.

Baca Juga: Murka Usai Chelsea Kalah dari Arsenal, Tuchel Pertanyakan Komitmen Pemainnya

Di musim lalu, tak sampai sepuluh pemain Arsenal yang dibayar di atas 100 ribu poundsterling per pekan. Di bawah kepelatihan Mikel Arteta Arsenal kembali masuk zona Liga Eropa. 

Arsenal banyak dihuni para pemain muda potensial bersama pelatih Mikel Arteta dan wakilnya Freddy Ludjemberg. 

Pada Liga Inggris 2021-22, Arsenal menjadi tim dengan rataan usia paing muda. Mereka juga finis di posisi 5 klasemen, hanya berjarak 2 poin dari zona Liga Champions. 

Mikel Arteta yang mendampingi pelatih Pep Guardiola di Manchester City kemudian mendatangkan pemain-pemain baru. Beberapa pemain digaji lebih mewah.

Gabriel Jesus misalnya, digaji 250 ribu poundsterling. Lebih tinggi dari gaji yang diterima striker Prancis Alexander Lacazette yang kemudian memutuskan hengkang dari Klub pada musim ini. 
 

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Purwanto

Sumber : Metro.co.uk


TERBARU