> >

Presiden Arema FC Menangis saat Minta Maaf atas Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan

Kompas sport | 3 Oktober 2022, 12:06 WIB
Presiden Arema FC Gilang Widya Permana menangis saat minta maaf, Senin (3/10/2022), karena tragedi kericuhan Kanjuruhan ketika Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3 di Liga 1. (Sumber: Kompas TV)

MALANG, KOMPAS.TV - Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana menangis saat minta maaf atas terjadinya tragedi Kanjuruhan.

Sebanyak 125 orang dilaporkan tewas setelah terjadinya insiden kericuhan saat Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/1/2022).

Dalam konferensi pers ditemani Media Officer Arema Sudarmadji, Senin (3/10/2022), Gilang yang juga pemilik Juragan 99 tiba-tiba menitikan air mata.

Hal itu terjadi ketika dirinya meminta maaf atas insiden yang disebut paling berdarah sepanjag sejarah sepak bola Indonesia.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD Minta Polri Ungkap Pelaku Pidana dan Lakukan Evaluasi

“Saya benar-benar di sini sekali lagi meminta maaf kepada semua korban, keluarga, semua masyarakat Indonesia, kepada semua tim Liga 1, PSSI dan kepolisian atas kejadian yang menimpa dari Arema,” tuturnya dengan suara berat.

 

Pada kesempatan itu, Gilang menegaskan setiap pertandingan Arema dirinya selalu berkeliling.

Ia menyebut para pendukung Arema sebagai suporter yang baik, tidak anarkis dan bijak.

“Tapi malam itu, jujur saya tak menyangka semuanya menjadi seperti ini,” kata Gilang.

“Jadi sekali lagi, saya mohon maaf, Arema mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Insiden sendiri bermula ketika sejumlah suporter Arema turun ke lapangan setelah pertandingan.

Baca Juga: FIFA Beri Penghormatan ke Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan, Kibarkan Bendera Setengah Tiang di Kantor

Hal itu membuat pihak keamanan berusaha untuk membubarkan kerumunan dengan menembakkan gas air mata yang akhirnya menyebabkan kepanikan.

Banyak orang yang juga lemas dan pingsan setelah menghirup gas tersebut.

Penggunaan gas air mata sendiri sebenarnya dilarang peraturan FIFA.

Hal itu tertuang dalam pasal 19b pengaman pinggir lapangan dari Regulasi Keselamatan dan Keselamatan Stadion FIFA.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU