> >

Usai Persis Solo, Giliran PSIM Minta PSSI Berkaca Diri dan Dukung Kerja Sama Pemerintah-FIFA

Sepak bola | 8 Oktober 2022, 19:11 WIB
Kondisi gate atau pintu 13 Stadion Kanjuruhan setelah peristiwa kericuhan yang menelan setidaknya 131 nyawa, Selasa (3/10/2022). (Sumber: Kompas.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - PSIM Yogyakarta mengikuti jejak Persis Solo dan Madura United dalam menyuarakan pendapat soal Tragedi Kanjuruhan. 

Dalam pernyataan resminya, seluruh elemen klub PSIM sangat terpukul dan berduka dengan tragedi meninggalnya ratusan orang usai laga pekan 11 Liga 1 2022-23 antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) . 

"Peristiwa ini amat mengguncang hati para pelaku dan penikmat sepak bola Indonesia, bahkan dunia. Duka itu juga turut dirasakan oleh seluruh elemen PSIM Jogja, baik manajemen, pemain, pelatih, staf pelatih dan juga suporter Laskar Mataram," tulis pernyataan resmi PSIM, Sabtu (8/10/2022). 

Baca Juga: [FULL] Wawancara Erick Thohir Soal Pertemuan dengan Presiden FIFA Terkait Tragedi di Kanjuruhan

Lebih lanjut, PSIM mendesak perubahan optimal dalam sistem sepak bola nasional. 

Sikap PSIM adalah meminta pihak terkait macam PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk berkaca dan mengevaluasi kinerja-kinerja mereka yang dianggap sangat tidak maksimal. 

Klub berjuluk Laskar Mataram itu juga mendukung penuh adanya penyelidikan dan investigasi secara menyeluruh dan mendalam dalam Tragedi Kanjuruhan. 

"Tragedi Kanjuruhan merupakan tragedi nasional, dan untuk itu kami mendukung penuh adanya penyelidikan atau investigasi secara menyeluruh dan mendalam terhadap peristiwa tersebut," bunyi poin kedua pernyataan sikap PSIM. 

Baca Juga: Tak Kena Sanksi FIFA, Jokowi: FIFA & Pemerintah Akan Bentuk Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia

"Seluruh insan sepak bola Indonesia termasuk klub, federasi, operator, pihak keamanan, panitia pelaksana pertandingan dan supporter hendaknya melakukan introspeksi secara menyeluruh dan melakukan langkah antisipasi yang layak agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di tanah air kita," bunyi poin ketiga. 

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Vyara-Lestari

Sumber : psimjogja.id


TERBARU