> >

Iran vs Amerika Serikat, Duel Sepak Bola yang Penuh dengan Ketegangan Politik

Sapa qatar | 29 November 2022, 19:05 WIB
Dalam file foto hari Minggu, 21 Juni 1998 ini, para pemain Amerika Serikat (AS) dan Iran berfoto bersama sebelum dimulainya pertandingan sepak bola Piala Dunia mereka, di Stadion Gerland, di Lyon, Prancis. Piala Dunia sering memunculkan bentrokan geopolitik. Pada tahun 1998, gesekan yang besar adalah antara AS dan Iran, tetapi kedua belah pihak berusaha untuk menutupi perbedaan negara mereka. (Sumber: AP Photo/Michel Euler, File)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Meski FIFA dari awal turnamen mengingatkan agar fokus di sepak bola, tetapi bentrok Iran vs Amerika Serikat (AS) di laga terakhir Grup B Piala Dunia 2022 mau tidak mau tetap dipenuhi ketegangan politik antara kedua negara. 

Seperti yang diketahui, hubungan Iran dan AS memburuk sejak tahun 1979. AS menuduh Iran menjalankan aksi terorisme di negara mereka, sementara Iran menganggap AS sengaja menembakkan misil pada pesawat komersial yang membawa masyarakat sipil pada 1988.

Tahun ini, ketegangan disebut lebih tinggi saat Iran dan AS bertemu pertama kali di Piala Dunia 1998.

Protes nasional Iran, program nuklirnya yang meluas dan serangan regional dan internasional yang terhubung ke Teheran telah mendorong pertandingan di dalam stadion menuju ke geopolitik.

Pada pertandingan 24 tahun silam di Lyon, Prancis, Iran berhasil menang atas AS dengan skor 2-1.

Usai kemenangan tersebut, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei memuji tim Iran, dengan mengatakan "lawan yang kuat dan sombong merasakan pahitnya kekalahan".

Tetapi di sisi lain, Presiden Iran saat itu, Mohammad Khatami, berusaha meningkatkan hubungan dengan Barat dan dunia yang lebih luas. 

Baca Juga: Prediksi Iran vs Amerika Serikat di Piala Dunia 2022: Head to Head dan Prakiraan Line Up

Di dalam negeri, Khatami mendorong apa yang disebut kebijakan "reformis", berusaha meliberalisasi aspek teokrasi sambil mempertahankan strukturnya dengan pemimpin tertinggi di puncak.

Presiden AS Bill Clinton dan pemerintahannya berharap pemilihan Khatami bisa menjadi awal cairnya hubungan antar-kedua negara. 

Pada pertandingan di Piala Dunia 1998 itu, pemain dari kedua negara berfoto bersama dan saling bertukar cendera mata seperti bunga dan emblem tim serta jersey. Melihat kedua tim bisa saling bersama, sempat dilakukan pula pertandingan persahabatan yang digelar di Pasadena, California. 

Akan tetapi 24 tahun berselang, hubungan kedua negara tidak membaik, dan bahkan mungkin lebih tegang dari sebelumnya.

Dilansir dari Associated Press, Iran sekarang diperintah sepenuhnya oleh garis keras setelah pemilihan Presiden Ebrahim Raisi, anak didik Khamenei, yang ikut serta dalam eksekusi massal ribuan tahanan politik tahun 1988 pada akhir perang Iran-Irak. 

Selain itu, ada pula permasalahan terkait nuklir, di mana Teheran sekarang disebut memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen yang menurut pakar cukup untuk membuat setidaknya satu bom nuklir. Pun, masalah bantuan drone Iran untuk Rusia menggempur Ukraina, hingga protes massal setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September, seorang perempuan berusia 22 tahun yang sebelumnya ditahan oleh polisi moralitas negara itu.

Sejak protes meletus, menurut aktivis hak asasi manusia di Iran, setidaknya 451 orang tewas serta lebih dari 18.000 ditangkap. 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU