> >

Ini Tips Membeli Saham dari Dosen Unair, Waspadai Pengaruh Influencer

Edukasi | 12 September 2022, 14:50 WIB
Ilustrasi: investasi saham. (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga Ahmad Fadlur Bayuni memberikan beberapa tips bagi seseorang yang ingin mulai membeli atau berinvestasi saham.

Menurutnya terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan investor sebelum membeli saham. Namun, Ahmad menekankan para investor pemula untuk mewaspadai influencer atau pesohor saham.

“Saya harus betul-betul menelaah sebelum membeli perusahaan tersebut,” tuturnya dikutip dari unair.ac.id, Senin (12/9/2022).

Membeli atau memilih saham yang baik bisa dilakukan dengan melakukan analisis fundamental terlebih dulu untuk mengukur nilai suatu perusahaan.

Baca Juga: Unnes Kampus Pertama di Semarang Pakai Fitur Google Workspace For Education Plus

Caranya adalah dengan membaca laporan keuangan hingga prospek perusahaan tersebut. Serta ditambah data dari berita yang mendukung.

"Jadi harus betul-betul menelaah sebelum membeli saham perusahaan tersebut. Jadi harus baca laporan keuangan, prospektus perusahaan, dokumen, serta berita-berita lain yang mendukung," lanjutnya.

Investor pemula juga harus melengkapi diri dengan analisis sebelum memutuskan untuk membeli saham.

Analisis yang bisa dilakukan adalah mulai lingkup luas, analisis ekonomi, lingkup menengah, analisis industri hingga lingkup sempit.

Baca Juga: Tekanan Terus Meningkat, Keluarga Glazer Pertimbangkan Jual Saham Manchester United

Hal ini diperlukan karena maraknya influencer saham yang mengimbau para pengikutnya untuk membeli saham suatu perusahaan tertentu.

"Influencer saham sangat banyak, apalagi di YouTube. Saya lihat adik-adik belajar di YouTube, kalau ada yang mendorong temen-temen untuk membeli saham tertentu. Nah, ini namanya influencer saham," ujar dia.

Ahmad mengatakan saham di mata para influencer seperti produk jual beli lainnya. Praktik yang dilakukan para pesohor tersebut membuatnya resah.

"Banyak janji yang ditawarkan dari yang masuk akal hingga tidak masuk akal. Nah, bahayanya yang tidak masuk akal ini. Padahal produk yang mereka jual tidak sesuai dengan value," tegas dia.

Baca Juga: Siasati Kenaikan Harga BBM dengan Tips Hemat BBM, Agar Pengeluaran Lebih Irit

Ia kemudian memberikan wejangan terkait analisis fundamental yang dilakukan investor, pengusaha, dan filantropis Warren Buffet.

Pemikiran Warren Buffet itu adalah:

  • Berinvestasilah sebagai owner, bukan trader.
  • Perhatikan nilai intrinsik perusahaan dan manajemennya.
  • Pilih bisnis yang sudah dikuasai dan memiliki business advantage.

Bagi para investor pemula, Ahmad menyarankan untuk membeli saham dari suatu perusahaan yang produknya sudah dikenal masyarakat luas.

"Pilihlah perusahaan yang memiliki akuisisi pasar yang besar. Artinya produk mereka sudah terkenal di masyarakat," jelas dia.

Ahmad mengatakan perusahaan-perusahaan terkenal punya likuiditas tinggi yang menjadi salah satu elemen penting untuk menilai perusahaan.

Baca Juga: Ingin Jadi Investor Sukses? Yuk, Lakukan Kebiasaan Ini!

"Semakin likuid perusahaan maka semakin kuat support dan resistance-nya. Harga saham tidak akan kurang atau melebihi itu (support dan resistance). Jadi ketika terjadi krisis ekonomi harga saham akan relatif stabil," tukas dia.

Tingginya likuiditas sama dengan banyaknya investor dalam membeli saham.

Penulis : Danang Suryo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU