> >

Menang Hibah Kemdikbudristek, Akademisi UMJ Teliti Komunikasi Kelompok PMI Purna di Lombok Timur

Edukasi | 5 September 2024, 01:30 WIB
Salah satu tim peneliti Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) memenangkan hibah penelitian dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemdikbudristek 2024. Tim terdiri dari tiga akademisi UMJ, yakni Dr. Nani Nurani Muksin, M. Si (ketua), Dr. Oktaviana Purnamasari, M, Si (anggota) dan Jumail, M. Sc (anggota). (Sumber: Dok KSU-UMJ)

LOMBOK TIMUR, KOMPAS.TV – Salah satu tim peneliti Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) memenangkan hibah penelitian dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemdikbudristek 2024.

Tim itu terdiri dari tiga akademisi UMJ, yakni Dr. Nani Nurani Muksin, M. Si (ketua), Dr. Oktaviana Purnamasari, M, Si (anggota) dan Jumail, M. Sc (anggota).

Baca Juga: Di Peringatan Hapernas 2024, UMJ Resmi Terima Pengelolaan Rusunawa dari Kementerian PUPR

Pada penelitian kali ini, para akademisi itu membahas persoalan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang telah kembali ke Tanah Air setelah selesai bekerja di luar negeri atau sering disebut dengan PMI purna. 

“Penelitian yang kami lakukan saat ini mempunyai concern pada pemberdayaan paraPMI purna,” kata Nani Nurani Muksin, Ketua Tim Peneliti UMJ dari Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (4/9/2024).

Lokasi penelitian yang dipilih berada di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Nani, dipilihnya Lombok Timur karena sebagai daerah pengirim PMI terbanyak kedua di Indonesia setelah Indramayu.

Untuk itulah, pada 26 Agustus lalu, tim tersebut berkesempatan berdiskusi dengan Pj. Bupati Lombok Timur, H.M. Juaini Taofik.

Taofik menjelaskan, sebagai daerah pengirim PMI terbanyak kedua di Indonesia setelah Indramayu, Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur berupaya membina paraPMI purna sehingga mampu berdaya secara ekonomi setelah pulang merantau. 

Pemberdayaan ekonomi ini dilakukan dengan mendorong mereka berwirausaha memanfaatkan potensi lokal. 

Menurut Taofik, persoalan-persoalan terkait stunting, masalah keluarga, hingga perceraian menjadi isu terkait PMI. 

“Solusinya adalah PMI perlu punya usaha sehingga setelah purna memiliki sumber ekonomi”, paparnya.

Dalam diskusi tersebut, tim peneliti menanyakan langkah-langkah konkrit yang telah dilakukan Pemda Lombok Timur terkait permasalahan PMI.

Taofik mengungkapkan, pada 2021 Lombok Timur bekerjasama dengan UNDP dalam pemberdayaan ekonomi yang melibatkan PMI purna.

Lombok Timur juga memberikan bantuan modal usaha kepada warganya, termasuk paraPMI purna beserta keluarganya dengan istilah Lotim Berkembang (Lombok Timur Berantas Rentenir Melalui Kredit Tanpa Bunga).

Taofik mengatakan, idealnya PMI bekerja ke luar negeri cukup dua tahun. 

Ia mengamati bahwa PMI yang bekerja lebih dari dua tahun kemungkinan gagal lebih besar karena perilaku konsumtif yang mereka lakukan. 

Dari diskusi itu muncul saran, seyogyanya PMI bekerja di luar negeri selama dua tahun fokus mengumpulkan modal.

Lalu saat kembali ke tanah air menggunakan tabungannya untuk modal berwirausaha sekaligus mengembangkan ekonomi daerah asal.

Baca Juga: Saat Kick Off Konferensi Penyiaran Indonesia, UMJ Dorong Revisi UU Penyiaran Dilanjutkan

Nani Nurani Muksin menambahkan, komunikasi kelompok sangat penting dilakukan oleh paraPMI purna sehingga mereka bisa bersinergi mengembangkan potensi lokal yang ada di wilayah Lombok Timur.

“Dari sinilah dapat dikembangkan menjadi sebuah usaha yang berkelanjutan dan mengedepankan green economy”, ujarnya, seraya menutup kunjungan diskusi di kantor Bupati Lombok Timur itu dengan ramah tamah dan saling menyerahkan cendera mata. 

Penulis : Redaksi Kompas TV Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU