> >

Mengenal Ancaman Pandemi Virus Nipah dari Kacamata Pakar Mikrobiologi UGM

Berita daerah | 1 Februari 2021, 17:25 WIB
Virus Nipah yang ditemukan pada paru-paru babi di Malaysia(Peter Hooper/CSIRO/Wikimedia) via Kompas.com (Sumber: Kompas.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Pakar mikrobiologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Tri Wibawa, menjelaskan semua virus dari hewan yang menular ke manusia lalu antarmanusia bisa berpotensi menjadi pandemi baru, tak terkecuali virus Nipah. Meskipun demikian, ada banyak faktor yang bisa menjadikan virus sebagai wabah atau pandemi, termasuk virus Nipah.

Faktor yang dimaksud meliputi, tingkat virulensi virus, cara penularan, angka mortalitas, mortalitas penyakit yang ditimbulkan, faktor respon imun manusia, perilaku manusia, kesiapan surveilans kesehatan, dan kesiapan sistem kesehatan untuk merawat pasien.

“Oleh karena itu masyarakat diminta untuk selalu menjaga kebersihan dan cara hidup sehat,” ujar guru besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini dalam siaran pers, Senin (1/2/2021).

Baca Juga: Virus Nipah: Ada Sejak 2001 dan Sudah Memakan Korban, Bagaimana Gejalanya?

Ia menjelaskan virus Nipah pernah muncul di Malaysia pada 1998 sampai 1999 dan sempat menular ke Singapura. Pada 2001 sampai 2004 dilaporkan virus Nipah muncul di Bangladesh.

Berdasarkan laporan WHO tingkat kematian akibat virus Nipah berkisar 40 sampai 75 persen.

“Antisipasi yang diperlukan untuk mencegah virus Nipah menjadi pandemi baru dengan meningkatkan surveilans epidemiologi penyakit menular,” ucapnya.

Selain itu juga perlu mulai melakukan penelitian dalam bidang pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit infeksi virus Nipah, termasuk pengembangan vaksin.

Ia menyarankan surveilans epidemiologi untuk melakukan kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi peningkatan dan penularan penyakit. Tujuannya, supaya dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Baca Juga: Virus Nipah: Apakah Bakal Jadi Pandemi Selanjutnya?

Ia berpendapat penyakit zoonosis selalu berpotensi muncul selama masih ada dinamika interaksi manusia dengan hewan dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu meningkatkan derajat kesehatan manusia dengan menjaga keharmonisan interaksi antara manusia, hewan dan lingkungan, atau yang sering disebut sebagai pendekatan one health.

Ia menyebutkan manifestasi klinis dari infeksi virus Nipah mulai dari yang tidak bergejala, infeksi saluran nafas akut, dan infeksi otak.

Menurut dosen UGM ini, gejala virus Nipah tidak khas, sehingga tidak mudah untuk dibedakan dengan gejala penyakit infeksi umumnya.

Penulis : Switzy-Sabandar

Sumber : Kompas TV


TERBARU