> >

Di Lombok, Balita Lumpuh Diduga Akibat Polusi Pabrik Tembakau, Jumenah:Cucu Saya Tak Lagi Bisa Jalan

Hukum | 22 Februari 2021, 10:23 WIB
Penampakan pabrik tembakau milik Suhardi dari pemukiman warga, atap dan tutup bagunan satu spandek itulah yang dilempar 4 ibu yang kini ditahan di Rutan Praya. Tak ada kerusakan parah dari pabrik tersebut. (Sumber: KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI)

LOMBOK, KOMPAS.TV- Seorang balita berinsial MN (8) di Desa Wajageseng, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat lumpuh diduga akibat polusi yang dikeluarkan sebuah pabrik tembakau rajangan UD MP.

Jumenah (50), sang nenek menyebut warga sekitar pabrik juga mengeluhkan adanya gangguan pernafasan yang dialami mereka diduga akibat polusi dari pabrik tembakau tersebut.

“Sakit cucu saya, dadanya sakit sulit bernapas, suka batuk batuk, dan dia tak lagi bisa jalan atau bermain, karena lumpuh,” kata Jumenah di Desa Wajageseng, Sabtu (20/2/2021).

Baca Juga: Kasus Perusakan Pabrik Rokok, Keati NTB Bantah Tahan Tersangka IRT dan Balitanya

Melansir Kompas.com, sembari menggendong cucu perempuannya itu, Jumenah menyebut kondisi cucunya saat ini lemah dan tampak pucat.

Dua bulan terakhir, kata Jumenah, cucunya lumpuh karena menderita sesak napas

Kaki cucu Jumenah terlihat kecil. Tulang di bagian dengkul lebih menonjol.

"Sesak tiap pagi begitu mulai pabrik tembakau beroperasi baunya sudah menyengat, itu setiap hari, kalau tidak pagi, siang atau sore harinya," ungkap Jumenah.

Jumenah mengaku pernah melayangkan protes bersama warga lain kepada pengelola pabrik tembakau tersebut. Tetapi, pengelola pabrik meminta dirinya pindah rumah.

Baca Juga: Ini Alasan 4 Ibu Lempar Atap Pabrik Berujung Dipenjara, 2 Balita Ikut Dibawa

"Saya dan warga sudah sering protes dari 2008 kami sudah protes, tapi mereka justru menyuruh pindah rumah saja kalau terganggu," tutur dia.

Sementara itu Ismayadi (41), ayah MN menyebut tak hanya putrinya saja namun anak laki-lakinya juga pernah muntah darah karena diduga tak tahan dengan bau tembakau dari pabrik tersebut.

Dia sedih ketika anaknya yang sakit kerap mencari ibunya Fatimah (40) yang kini mendekam di Rutan Praya Lombok Tengah karena melempar pabrik tembakau dengan batu dan kayu.

"Istri saya tidak tahan melihat anak-anak kami sakit, dia sangat emosi sehingga melempar pabrik itu," sambung Ismayadi.

Baca Juga: Istri Ditahan Usai Lempari Pabrik Tembakau, Suami: Anak Saya Tanya Ibunya Terus, Saya Bilang Berobat

Ismayadi pernah membawa anak perempuannya itu ke dokter. Saat itu, dokter memintanya menjauhkan MN dari asap rokok.

"Dokter katakan pada saya, agar anak saya dijauhkan dari asap rokok, saya tidak ceritakan pada dokter kalau tinggal di dekat pabrik tembakau," kata Ismayadi.

Menurutnya, warga di sekitar sudah sering melakukan protes. Tetapi, warga kerap diancam akan dilaporkan ke polisi. Pada protes terakhir, empat ibu dari Desa Wajageseng dilaporkan dan ditahan polisi.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri mengaku bakal berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Lombok Tengah terkait keluhan warga tersebut.

"Saya koordinasi dengan Pak Kadinkes dan Pak Asisten Lombok Tengah," kata Fikri saat dihubungi, Minggu.

Baca Juga: 4 Ibu & 2 Balita Dibui karena Perkara Lempar Batu ke Pabrik Tembakau

Sejumlah warga terutama anak-anak diperiksa pada Minggu (21/2/2021).

"Dilakukan pemeriksaan pada 11 orang oleh dokter puskesmas kondisi sehat tidak sesak tidak demam," kata Fikri.

MN juga ikut dalam pemeriksaan itu. Tetapi, untuk memastikan kasus tersebut, MN akan dirujuk ke RSUD Praya pada Senin (22/2/2021). Sejumlah warga juga akan kembali diperiksa pada Senin pagi ini.

Terpisah, Suardi selaku pemilik pabrik tembakau justru heran dengan keluhan warga yang sesak napas karena bau tembakau rajangan olahannya.

Menurut dia, sejak pabriknya beroperasi pada 2006, tak ada masalah terkait hal itu.

Baca Juga: Dugaan Pemalsuan Hasil Rapid di Bandara Lombok, Alvin Lie: Hasil Negatif Sudah Disiapkan

"Saya heran kenapa mereka baru sekarang mengeluh, saya sudah pernah minta petugas kesehatan memeriksa, tapi mereka tidak ada yang mau," sambung Suardi di pabrik miliknya, Sabtu.

Lebih lanjut Suardi mengaku siap memberi bantuan pengobatan jika ada warga yang terbukti sakit karena produksi tembakau pabriknya.

Ditanya terkait kandungan bahan tertentu pada tembakau yang menimbulkan bau menyengat sampai ke permukiman warga, Suardi menegaskan tak bisa membagikan informasi tersebut.

Baca Juga: Bikin Resah! Debu Limbah Pabrik di Surabaya Selimuti Pemukiman Hingga Bikin Sesak Nafas

"Itu tidak bisa saya sampaikan, itu rahasia pabrik ini," sebutnya.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU