Penyebab Mayoritas Pasien Covid-19 di Bangkalan Meninggal Tak Sampai 24 Jam Dirawat
Update corona | 7 Juni 2021, 09:46 WIBBANGKALAN, KOMPAS.TV - Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Agus Sugianto Zain ungkap penyebab banyaknya pasien Covid-19 tidak bisa bertahan lama dan kemudian meninggal dunia usai mendapat perawatan.
Penyebabnya, kata Agus, karena rata-rata pasien Covid-19 di Bangkalan baru bersedia ke rumah sakit ketika kondisinya sudah berat atau sangat parah.
Hal tersebut diketahui setelah pemerintah daerah melakukan koordinasi dan evaluasi terhadap manajemen RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan.
Kasus Covid-19 di Bangkalan melonjak. Awalnya, kata Agus, seminggu dua kasus meninggal. Lalu, ini yang mempengaruhi Bangkalan masuk zona merah.
"Karena ada rumusnya. Ini lebih dari itu, lebih dari dua. Dan presentasenya begini, dari 10 orang dari 15 orang yang meninggal, setelah dibawa ke rumah sakit (RSUD Bangkalan), kurang dari 24 jam dirawat, namun sudah meninggal," kata Agus, dikutip dari Kompas.com, Minggu (6/6/2021).
Baca Juga: Ledakan Kasus Covid-19 di Bangkalan Diduga Karena Tradisi Lebaran Ketupat dan Pekerja Migran
Agus bilang, kesadaran masyarakat di Bangkalan memang sangat rendah terhadap adanya Covid-19. Pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak.
Pasien enggan memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit kalau tidak dengan gejala berat. "Rumah sakit juga tidak bisa berbuat banyak, tidak bisa berbuat apa-apa," jelas Agus.
Agus menganggap, lonjakan kasus Covid-19 dan pasien Covid-19 meninggal di Bangkalan dipengaruhi perilaku masyarakatnya sendiri.
"Ini kan menyangkut perilaku, tentang nilai-nilai kesehatan. Artinya ketika sakit parah, masyarakat baru datang ke rumah sakit," terang Agus.
Penulis : Hedi Basri Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV