> >

Tim Pengembang Pastikan GeNose Masih Dipakai di Sektor Kesehatan dan Korporasi Selama PPKM Darurat

Berita daerah | 14 Juli 2021, 06:45 WIB
Calon penumpang pesawat menjalani pemeriksaan embusan nafas dengan alat GeNose C19 di Bandar Udara Yogyakarta International Airport di Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. PT Angkasa Pura I (Persero) memberlakukan dokumen negatif Covid-19 menggunakan GeNose mulai Kamis (1/4/2021) (Sumber: KOMPAS.COM/DANI JULIUS)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Selama pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, tim pengembang memastikan alat skrining dan diagnostik Covid-19, GeNose C19 masih digunakan di sektor kesehatan dan korporasi yang ada di Indonesia.

Salah satu anggota Tim Peneliti dan Pengembang GeNose C19 dr. Dian Kesumapramudya Nurputra menuturkan tidak digunakannya GeNose C19 pada koridor transportasi bukan berarti alat itu tak lagi menjadi alat skrining Covid-19 alternatif di sektor-sektor lain.

"Yang tidak dipakai sementara itu hanya di transportasi, sementara yang di rumah sakit dan berbagai perusahaan, GeNose C19 masih terus dipakai," ujar Dian dalam keterangan tertulisnya sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (13/7/2021).

Ia menjelaskan, saat ini tim pengembang masih terus mengevaluasi data hasil tes yang masuk melalui alat, juga kualitas pelayanan pada alat yang berbasis embusan napas tersebut.

Proses validasi eksternal oleh Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia juga masih berjalan.

Sebagaimana diketahui, GeNose C19 dipasarkan pada Februari 2021 lalu setelah lolos uji konsep dan uji klinis. Uji pasca pemasaran atau uji validasi eksternal sedang dijalani GeNose C19.

Dian mengatakan proses ketiga ujian tersebut sudah dan sedang dijalani sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.

Baca Juga: Tes Genose C 19 Untuk Tamu Hotel Dan Restoran Palembang

Menurutnya, mengembangkan dan menerapkan teknologi inovatif seperti GeNose memang penuh dengan tantangan.

Metode "breath analyzer" atau "breathalyzer" di Indonesia untuk pemeriksaan penyakit belum terlalu populer di Indonesia.

Saat ini Amerika Serikat, Israel, Singapura, Belanda dan Perancis juga tengah mengembangkan alat yang serupa dengan GeNose C19.

"Tetapi sekali lagi desain keenam negara itu berbeda-beda. Sementara alat serupa di negara lain napas disemburkan langsung ke alat, GeNose C19 tidak.

Metode semburan langsung itu memiliki kekurangan dan kelebihan dari sisi medis. Itulah kenapa GeNose tidak menyembur ke mesin, melainkan melalui kantong," papar Dian.

Lebih lanjut ia menjelaskan, teknik pemeriksaan penyakit melalui semburan napas itu bukanlah metode yang tidak dikenal sama sekali di dunia medis.

Hal itu sudah dikembangkan sejak 2008 di banyak negara untuk memeriksa hasil metabolisme kanker paru, nasofaring, dan infeksi tukak lambung.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TVAntara


TERBARU