> >

Tebing Barat Merapi Terjungkit 9 Meter, Ini Penjelasan BPPTKG

Peristiwa | 13 Agustus 2021, 18:10 WIB
Guguran lava pijar Gunung Merapi berpotensi menjadi banjir lahar hujan saat hujan deras. (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Ada temuan baru dari Gunung Merapi yang sedang dalam fase erupsi efusif.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekonologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melalui drone pada 28 Juli 2021 melihat perubahan morfologi kubah tengah dan barat daya Gunung Merapi.

Pengamatan yang dilakukan menunjukkan perubahan morfologi puncak pada 27 Juli 2020 dan 28 Juli 2021.

Pada pengamatan beberapa minggu lalu itu terlihat tebing barat dan barat laut terjungkit secara radial sebesar sembilan meter.

Di dalam gambar, terlihat area itu muncul gundukan baru. Meskipun demikian, tebing sektor yang lain stabil termasuk lava 1911.

Menurut Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, tebing yang terjungkit radial tidak serta-merta membentuk kubah baru, karena bisa juga terungkit karena intrusi magma.

Meskipun demikian, Hanik tidak menampik ada kemiripan proses dengan 4 Januari 2021.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Erupsi, Sebabkan Hujan Abu

"Prosesnya persis membentuk kubah baru pada 4 Januari 2021," ujarnya, Jumat (13/8/2021).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh lima kilometer.

Sementara potensi bahaya erupsi Merapi pada sektor tenggara, yakni Sungai Gendol sejauh maksimal lima kilometer dan Sungai Woro sejauh tiga kilometer.

Baca Juga: Gunung Merapi Tiga Kali Erupsi Pagi Ini, Jarak Luncur Mencapai 2.500 Meter

"Untuk lontaran material vulkanik Gunung Merapi bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ucapnya.

 

 

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU