> >

Pasca Kecelakaan Kapal Pengayoman IV, BMKG: Gelombang 6 Meter Masih Berpotensi di Selatan Jabar-DIY

Peristiwa | 18 September 2021, 13:31 WIB
Kapal Pengayoman IV di perairan Cilacap, Jawa tengah yang terbalik dan menyebabkan dua penumpang didalamnya meninggal dunia, Jumat (17/9/2021) (Sumber: Kompas.com)

CILACAP, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pengguna jasa kelautan untuk waspada terhadap gelombang tinggi yang masih berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Oleh karena itu, kami kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah perairan selatan Jabar-DIY dan Samudra Hindia selatan Jabar-DIY yang berlaku hingga hari Minggu (19/9) serta akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan di Cilacap, Jateng, dilansir ANTARA, Sabtu (18/9/2021).

Baca Juga: Kapal Kemenkumham Tenggelam Saat Menuju Nusakambangan, 2 Orang Meninggal Dunia

Sebagaimana diketahui, Kapal Pengayoman IV tenggelam di perairan utara Pulau Nusakambangan dalam perjalanan dari Dermaga Wijayapura, Cilacap, menuju Dermaga Sodong, Pulau Nusakambangan, setelah terbalik akibat terhempas angin kencang, Jumat (17/9) pagi.

Kapal yang berangkat dari Dermaga Wijayapura pada pukul 08.50 WIB membawa tujuh penumpang termasuk awak kapal, satu unit sepeda motor, serta dua truk bermuatan pasir.

Sekitar pukul 09.00 WIB, kapal terhempas angin dan terbalik. Akibat kejadian tersebut, dua penumpang meninggal dunia dan lima orang lainnya selamat.

Ihwal tenggelamnya Kapal Pengayamon IV tersebut, Rendi mengatakan berdasarkan data pada Automatic Weather Station (AWS) yang terpasang di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC), kecepatan angin saat kejadian berkisar 10-15 knot atau kategori sedang dengan arah embusan dari tenggara.

Rendi menerangkan, kecepatan angin antara PPSC dan Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, saat kapal Pengayoman IV terbalik tidak jauh berbeda.

"Kalau untuk tinggi gelombang, kami memang tidak ada alat ukur real time, namun saat kejadian diperkirakan berkisar 1,25-2,5 meter dan masuk kategori sedang. Sementara untuk arus dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 5-10 centimeter per detik, sedangkan kondisi cuaca cerah berawan," jelasnya.

Baca Juga: 3 Faktor Penyebab Kapal Kemenkumham Tenggelam di Pulau Nusakambangan

Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU