> >

9 Nakes Korban Serangan KKB di Kiwirok Papua Alami Trauma Psikis

Peristiwa | 20 September 2021, 10:39 WIB
Sebuah helikopter TNI mengevakuasi para tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi korban penyerangan KKB di Papua. (Sumber: Dok. Pendam Cenderawasih via Kompas.com)

PAPUA, KOMPAS.TV - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua, dr Donald Aronggear menyebut sembilan tenaga kesehatan (nakes) korban kekerasan di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, menjalani pemulihan trauma dan pengobatan.

"Sudah dievakuasi ke Jayapura dan semuanya saat ini sedang dalam penanganan medis dan psikis untuk trauma yang dialami," katanya melalui pernyataan tertulis, Minggu (19/9/2021).

Kesembilan nakes tersebut di antaranya: Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Satya, Lukas Luji, Patra, Siti Khodijah, Katrianti Tandila, dan Christina Sampetonapa.

Mereka semua bertugas di Puskesmas Distrik Kiwirok.

"Kondisi Restu Pamanggi yang mengalami fraktur di bagian tangan sudah dioperasi dan sedang dalam proses pemulihan secara medis seraya menjalani pemeriksaan psikis untuk pemulihan secara mental," katanya.

Sedangkan, jenazah suster Gabriela Meilani yang wafat dalam peristiwa penyerangan tersebut, kata Donald, sudah dievakuasi dari jurang dan ditempatkan di lokasi perlindungan terdekat di Kiwirok.

"Proses evakuasi jenazah oleh helikopter TNI terkendala oleh cuaca yang kurang baik serta adana penembakan," terang Donald.

Baca Juga: Seorang Nakes Masih Hilang Usai Kabur dari Serangan KKB, TNI Tambah Pasukan di Kiwirok Papua

Dalam keterangannya, Donald mengatakan, seluruh pelayanan kesehatan di wilayah Kiwirok, Oksibil, dan Pegunungan Bintang dihentikan sementara karena situasi yang belum sepenuhnya terkendali.

"Pelayanan kesehatan dihentikan seraya menunggu jaminan keamanan dari pemerintah untuk para tenaga kesehatan yang bertugas," kata dia.

IDI Papua, telah mengirimkan surat pada Gubernur Papua untuk meminta jaminan keamanan dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan.

“Kami meminta pada seluruh pihak untuk memberikan privasi bagi para tenaga kesehatan yang menjadi korban penyerangan tersebut karena masih mengalami trauma,” katanya.

IDI Papua juga menyampaikan terima kasih atas bantuan dan kerja sama dari TNI-Polri di Papua yang telah membantu mengevakuasi hingga menyediakan fasilitas transportasi bagi para korban.

“Kami berharap agar segera ada jawaban dari pemerintah provinsi dan pusat untuk penanganan masalah ini, supaya aktivitas melayani masyarakat terutama di wilayah pedalaman bisa segera dilanjutkan dan masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan segera bisa ditangani,” kata Donald Aronggear.

Baca Juga: Pelayanan Kesehatan di Pegunungan Bintang Papua Kembali Aktif Pasca Serangan KKB di Kiwirok

Ihwal layanan kesehatan di Kabpuaten Pegunungan Bintang, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengatakan sudah mulai kondusif dan dibuka.

Kamal mengakui bahwa teror KKB yang membakar Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang tersebut membuat tenaga kesehatan (nakes) ketakutan dan trauma.

Bahkan, kata dia, pusat pelayanan kesehatan di daerah itu sempat ingin tutup. Tapi pihak kepolisian mengkomunikasikan kepada para nakes dan memberi jaminan keamanan.

"Rencananya, mau ditutup untuk rumah sakit umum di ibu kota kabupaten, tapi kami bisa komunikasi dengan rekan-rekan secara baik dan sudah dilaksanakan pengamanan," kata Kamal dalam program Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Senin (20/9/2021).

Kamal megaku bisa memahami kondisi para nakes pasca serangan teror di Kiwirok. Kata Kamal, akibat serangan teror tersebut, para nakes di wilayah Pegunungan Bintang jadi takut dan tramua. Mereka melaksanakan kegiatan sosial, tapi keamanan diri mereka juga terancam.

"Tapi sekarang, setelah dilakukan pendekatan, fasilitas kesehatan sudah bisa buka lagi dengan penjagaan dan keamanan," kata Kamal.

Baca Juga: KKB Serang Kiwirok Papua, Nakes Gerald Sokoy hingga Kini Belum Ditemukan

Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU