> >

Tak Hanya Gibran, 3 Pendaki Alami Nasib Sama di Gunung Guntur, Kuncen: Jangan Bersiul di Gunung Itu

Peristiwa | 26 September 2021, 06:30 WIB
Kolase Muhammad Gibran Arrasyid, pendaki yang sempat hilang di Gunung Guntur (foto kanan) akhirnya ditemukan pada Jumat (24/9/2021) sekitar pukul 16.30. (Sumber: TribunJabar.id/Sidqi Al Ghifari)

GARUT, KOMPAS.TV—Muhammad Gibran Arrasyid (14) ternyata bukan orang pertama yang mengalami kejadian aneh bahkan hilang saat mendaki di Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dalam kurun waktu 12 tahun terakhir, tercatat sudah ada tiga pendaki lainnya yang mengalami nasib serupa dengannya.

Hal ini seperti yang disampaikan Ade Leji (55), Kuncen Gunung Guntur. Seperti kisah Gibran, Ade Leji mengungkapkan, tiga pendaki lainnya berhasil ditemukan dengan kisah-kisah mereka sendiri.

"Sudah tiga kali ada yang hilang di Guntur, tapi alhamdulillah semua atas kehendak Allah mereka bisa ditemukan selamat," ungkap Ade Leji, Sabtu (25/9/2021) seperti dikutip dari TribunJabar, Minggu (26/9).

Baca Juga: Gibran yang Tak Pernah Merasakan Malam Saat Hilang 6 Hari di Gunung Guntur

Gunung Guntur merupakan gunung kedua tertinggi di Kabupaten Garut setelah Gunung Cikuray. Gunung Guntur berada di ketinggian 2.229 MDPL dan Gunung Cikuray 2.821 MDPL.

Mayoritas area di Gunung Guntur berstatus cagar alam. Sejak tahun 1979, Gunung Guntur sudah ditetapkan statusnya menjadi cagar alam oleh Kementrian Pertanian dengan SK 170/KptsUm/3/1979.

Lalu, pada tahun 1990, diadakan perluasan cagar alam dengan SK 110/Kpts-II/1990. Terakhir, pada tahun 1994, penetapan ini diperbaharui lagi oleh Kementrian Kehutanan dengan SK 433/Kpts-II/1994.

Walau begitu, Gunung Guntur tetap menjadi bagian dari Cagar Alam Kamojang hingga saat ini. Gunung yang disebut-sebut sebagai miniaturnya Gunung Semeru itu memiliki banyak kisah tersendiri.

Menurut Ade Leji, ada tiga pantangan yang tidak boleh dilanggar para pendaki Gunung Guntur.

"Tidak boleh bersiul, tidak boleh memainkan suling dan tidak boleh menanyakan jalan," ujarnya.

Ade menjelaskan selain pantangan tersebut terdapat tempat yang tidak boleh didatangi pendaki yakni Curug Sawer. Tempat tersebut menurutnya memiliki medan yang terjal dan berbahaya jika dilalui oleh pendaki.

"Bahaya tebingnya beratus meter, penunggunya juga ganas, namanya Mbah Derwak," ucapnya.

Baca Juga: Hilang 5 Hari di Gunung, Gibran Arrasyid Akhirnya Ditemukan Selamat

Ade Leji merupakan orang yang pertama kali menemukan Muhammad Gibran Arrasyid, pendaki hilang di Gunung Guntur selama enam hari.

Menurut pengakuannya, Gibran ditemukan di Curug Cikoneng. Sehari sebelum kuncen Gunung Guntur berangkat  ke Gunung Guntur membantu pencarian Gibran, Ade mengaku mendapat pertanda Gibran akan ditemukan. 

"Saya berangkat hari Jumat pukul tiga sore, sendirian karena saya tidak boleh berangkat dengan banyak orang, nanti susah ketemu," ungkapnya.

Ade Leji (55) kuncen Gunung Guntur membeberkan detik-detik Muhammad Gibran Arrasyid pertama kali ditemukan. (Sumber: TribunJabar.id/Sidqi Al Ghifari)

Lokasi yang ia tuju adalah Curug Cikoneng, sebuah air terjun kecil yang memiliki ketinggian hampir 100 meter. Di tempat itu Ade mengaku mendapat pertanda bahwa Gibran ada di gua kecil di air terjun tersebut. 

"Di lokasi itu saya langsung melakukan tawasul dan berserah diri kepada Allah, lalu saya tancapkan paku bumi ke batu di curug itu," ungkapnya. 

Tidak lama setelah dirinya membenamkan paku bumi itu, Ade kemudian melihat Gibran yang perlahan mulai menampakan diri. Menurutnya, saat itu, Gibran masih tidak bisa bicara dan terlihat linglung. 

Baca Juga: Kisah Dua Pendaki yang Hilang di Gunung Guntur, Ditemukan dalam Kondisi Nyaris Telanjang

"Saya tepuk pundaknya, Gibran kata saya, dia kemudian sadar. Langsung saya beri makan dan saya tanya-tanya, dia bilang kok saya ada disini," ungkapnya. 

Ade menjelaskan Gibran tersadar saat mendengar teriakan dirinya yang terus memanggilnya.  Saat itu ia coba menghubungi relawan namun tidak berhasil karena tidak ada sinyal lantaran berada di lembah Curug Cikoneng. 

Ade pun kemudian menggendong Gibran seorang diri menaiki tebing. 

"Saya merangkak-rangkak menaiki tebing, Gibran saya pangkon," ucap Ade. 

Saat mendapati sinyal, Ade pun langsung menghubungi keluarganya. 

"Saya telpon keluarga saya, tolong sampaikan ke tim pencari Gibran sudah ketemu," ujarnya. 

Ade sempat mengabadikan momen saat dirinya hendak membenamkan paku bumi di sebuah batu yang menempel di Curug Cikoneng. 

Baca Juga: Kronologi Hilangnya Seorang Remaja saat Mendaki Gunung Guntur

Saat diwawancarai, Ade memperlihatkan paku bumi yang ia gunakan untuk menemukan Gibran. Paku bumi tersebut berupa paku berwarna emas bertuliskan arab dengan panjang 7 cm. 

Dari foto yang diperlihatkan Ade, diketahui rincian waktu saat dirinya menyelamatkan Gibran, menunjukan pukul 16.40 WIB.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Tribun Jabar


TERBARU