> >

Buntut Pernyataan Edy Mulyadi, Mahasiswa dan Masyarakat Tuntut Minta Maaf secara Terbuka

Peristiwa | 23 Januari 2022, 18:31 WIB
Sosok Edy Mulyadi yang pernyataannya terkait Ibu Kota Negara baru menjadi perbincangan. (Sumber: YouTube)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pernyataan Eks Kader PKS Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan Timur terkait Ibu Kota Negara Baru dikecam oleh sejumlah elemen mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat, Minggu (23/1/2022).

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulawarman meminta pihak masyarakat di Kalimantan Timur tak terprovokasi.

"Pernyataan yang disampaikan oleh Edy Mulyadi menjadi problematika bicara tentang ke-bhinneka-an yang ada di Indonesia," ujar Presiden BEM Universitas Mulawarman Ikzan Nopardi, Minggu dalam Kompas TV Petang.

Pihak BEM menuntut Edy Mulyadi untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Kalimantan Timur.

Baca Juga: Edy Mulyadi Hina Prabowo Sebut Seperti "Macan Mengeong", Begini Tanggapan Waketum Partai Gerindra

Ikzan melanjutkan kepada pihak yang berwenang untuk melakukan langkah tegas dalam merespons masalah dugaan pencemaran nama yang berujung kepada intoleransi.

Sementara kecaman juga datang dari Persekutuan Suku Asli Kalimantan (Pusaka).

Ketua Umum Pusaka Surfani Sulaiman mengingatkan agar Edy Mulyadi segera menarik pernyataannya.

"Saudara Edy Mulyadi saya minta dan menyomasi atas nama warga Kalimantan Timur, 1x24 jam untuk saudara mencabut pernyataannya," uar Surfani kepada Kompas TV, Minggu.

"Saudara bahwa warga Kalimantan Timur adalah tempat untuk membuang jin, kemudian warga Kalimantan Timur tidak siap dengan Ibu Kota Negara. Pernyataan ini mengandung SARA, fitnah, dan ujaran kebencian," lanjutnya.

Baca Juga: Awal Mula Pernyataan Edy Mulyadi Sebut Prabowo "Macan Mengeong" Hingga Dipolisikan

Jika Edy tidak segera melakukan pencabutan pernyataan itu, Surfani mengatakan, pihaknya akan melaporkan ke Mabes Polri dan Polda Kalimantan Timur.

Adapun sebelumnya, pernyataan Edy Mulyadi terkait pemindahan Ibu Kota Negara ramai jadi perbincangan publik.

Edy Mulyadi menganggap tak ada kontraktor dan masyarakat yang berminat pindah ke Ibu Kota Baru karena dianggapnya sebagai tempat mistis.

Penulis : Danang Suryo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU