> >

Mengenal Batu Andesit, Harta Karun Desa Wadas yang Ditolak Warga untuk Ditambang

Update | 11 Februari 2022, 07:38 WIB
Batu andesit (Sumber: shutterstock/Kompas.com)

SOLO, KOMPAS.TV – Nama batu andesit mendadak terkenal akhir-akhir ini. Hal itu karena   batuan beku intrusi yang terbentuk di dalam bumi dan berkaitan erat dengan aktivitas vulkanik itu, jadi bahan sengketa warga Desa Wadas Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Batuan andesit memiliki kandungan silika dalam jumlah sedang. Batuan ini berwarna abu-abu kehitaman karena bersifat intermediate, serta memiliki butir halus yang disebut porfiritik.

Penyebutan andesit sendiri diketahui diambil dari nama Pegunungan Andes di sepanjang pantai barat Amerika Selatan. 

Nah,  batu andesit makin sering disebut karena berkaitan dengan rencana penambangan yang akan dilakukan di Desa Wadas, yang kemudian menimbulkan reaksi penolakan dan kericuhan.

Rencana itu sebagaimana tercantum dalam Izin Penentuan Lokasi (IPL) penambangan quarry batuan andesit untuk pembangunan Bendungan Bener yang meliputi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Bener dan Kecamatan Gebang di Purworejo serta Kecamatan Sepil di Kabupaten Wonosobo.

Namun, sejak IPL diterbitkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada tahun 2018, kehadiran aturan tersebut justru menuai penolakan dari warga Desa Wadas.

Bukan tanpa alasan, penolakan penambangan quarry batuan andesit di wilayah tersebut dilakukan salah satunya karena dinilai akan merusak kehidupan,  baik itu manusianya serta alam.

Kendati demikian, ada sejumlah warga Desa Wadas yang setuju terhadap penambangan itu. Bahkan, dalam proses pengukuran lahan pada Selasa (8/2/2022) yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang dikawal ratusan aparat kepolisian justru berujung represif, intimidatif, dan disertai penangkapan warga.

Baca Juga: PBNU Minta Jangan Ada Pihak Politisasi Polemik Desa Wadas

Asal muasal dan fungsi batu andesit

Perlu diketahui, melansir Kompas.com, batu andesit terbentuk berasal dari magma dengan temperatur 900 sampai 1.100 derajat celcius.

Batuan andesit ini tersusun dari mineral utama, seperti feldspar, piroksin, yang kadang kala disusun pula oleh kuarsa serta horblenda.

Mineral-mineral yang ada dalam batuan andesit bersifat mikroskopis sehingga tak bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop.

Sementara itu, karakteristik batu andesit biasanya keras dan kompak dengan kuat tekan lebih dari 500 kg per cm kuadrat, sedangkan berat jenis batu mencapai 2,3 sampai 2,8 gram per cm kubik.

Umumnya, batuan andesit dimanfaatkan sebagai salah satu material bangunan. Benda tersebut dipilih lantaran kerapatan materi yang dimiliki oleh batu andesit dinilai sangat bagus digunakan untuk kontruksi bangunan.

Selain itu, batuan ini juga dipakai untuk landasan jalan, landasan jalur pesawat, pemecah gelombang, hingga tonggak jalan.

Bahkan, batu andesit juga kerap ditemukan pada artefak, seperti menhir, punden berundak, batu lumpang, batu candi, serta lingga dan yoni.

Tidak hanya di Desa Wadas, batu andesit juga ada di sepanjang pegunungan mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur.

Baca Juga:

Di Jawa Tengah, batu andesit terbentang mulai dari Desa Wadas, Plakjurang, Kremben, Pulungroto hingga Gunung Pencu, sebelah timur Kabupaten Blora.

Diketahui, batu andesit yang ada dalam bentang tersebut termasuk bagian dari Formasi Andesit Tua (OAF).

Selain itu, OAF di Wadas masih satu rangkaian dengan bekas gunung api purba berusia jutaan tahun yang lalu di Kulon Progo hingga membentuk rangkaian Gunung Ijo, Gunung Kukusan, dan Gunung Kemlahan.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU