> >

Edy Rahmayadi Curhat Lebih Mudah Jadi Pangkostrad Ketimbang Gubernur Sumut: Sekarang Ini Susah

Sosial | 24 Februari 2022, 03:30 WIB
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (Sumber: Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Sumut)

Namun belakangan, Edy menuturkan, kesulitan yang dirasakannya itu terbantu dengan hadirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang selalu melakukan pengawasan. 

Baca Juga: Sosok Lasro Marbun, Eks Anak Buah Ahok yang Digagalkan Gubernur Edy Rahmayadi Jadi Sekda Sumut

Selain itu, lanjut Edy, ada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang juga ikut membantu dalam proses mempersiapkan dan merealisasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Untuk itu disiapkan perangkat-perangkat ini. Ada KPK di dalam mengawasi, ada BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) di dalam pertanggungjawaban, ada BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) yang mengawal mulai dari perencanaan hingga penganggaran," ujarnya.

Edy menambahkan, meskipun ada KPK, ternyata praktik korupsi masih saja terjadi.

Karena itu, ia meminta KPK untuk terus melakukan pembinaan.

Baca Juga: Edy Rahmayadi Belum Tahu Soal Kerangkeng Manusia di Rumah Pribadi Bupati Langkat: Nanti Aku Cek

Terutama, kata dia, kepada seluruh kepala daerah di Sumatera Utara.

Edy mengaku menyampaikan demikian karena tidak ingin ada lagi bupati atau wali kota di Sumut yang tertangkap KPK karena terjerat masalah hukum.

Tak lupa, Edy mengucapkan terima kasih kepada KPK karena tidak langsung melakukan penindakan, melainkan masih bersedia membina.

"Saya mohon bantuan dari kita semua, kalau tidak masuk neraka kita nanti. Katakanlah tak tertangkap KPK, katakanlah tak tertangkap Kejati, katakanlah tak tertangkap BPK, tapi Tuhan tak pernah alpa mengawasi ini," kata Edy.

Baca Juga: Gubernur Edy Rahmayadi Buka Suara soal Temuan Hewan Dilindungi di Rumah Bupati Langkat

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU