> >

3 Alasan Bambu Dipilih untuk Lapisan Bawah Sirkuit Formula E Jakarta, Hemat Biaya?

Berita daerah | 24 Februari 2022, 11:48 WIB
Alat berat di lokasi pembangunan sirkuit Formula E Jakarta di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Rabu (23/2/2022). Dalam pengerjaan sirkuit tersebut, material bambu digunakan sebagai lapisan bawahnya, karena beberapa alasan. (Sumber: KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - PT Jaya Konstruksi memanfaatkan material bambu sebagai dasar lapisan bawah sirkuit balap mobil Formula E Jakarta.

Penanggung Jawab Proyek Sirkuit Formula E Jakarta dari PT Jaya Kontruksi Ari Wibowo menyebut, penggunaan material bambu itu berada di sekitar zona 5 pembangunan.

Adapun, menurut penjelasan Ari, pemilihan material bambu untuk lapisan bawah sirkuit yang terletak di Kawasan Ancol, Jakarta Utara tersebut, bukan tanpa alasan.

Baca Juga: Sederet Fakta Pembangunan Sirkuit Formula E di Ancol yang Masuk 28 Persen

1. Cocok untuk tanah berstruktur lunak

Ari mengungkapkan, struktur tanah di zona 5 pembangunan sirkuit Formula E di Ancol itu termasuk yang cukup lunak.

Sehingga material bambu digunakan dengan maksud untuk menahan beban konstruksi sirkuit, agar tidak turun atau ambles saat digunakan untuk balapan nantinya.

"(Jadi) bambu itu untuk semacam 'rakitnya' (sirkuit)" terang Ari, melansir Kompas.com, Rabu (23/2/2022).

2. Karakteristik bambu yang tahan air

Masih berhubungan dengan alasan pertama, penggunaan material bambu sebagai lapisan bawah sirkuit Formula E di Ancol, juga berdasarkan karakteristiknya yang tahan air.

"Bambu itu kuat terhadap air dan bisa dipecah (hingga) jadi rata. Bisa dipecah, diratakan," tutur Ari.

Baca Juga: Ditargetkan Selesai dalam 54 Hari, Progres Pengerjaan Sirkuit Formula E Sudah 28 Persen

3. Keterbatasan waktu

Alasan lainnya, material bambu dipilih dalam pembangunan sirkuit Formula E karena pemasangannya yang cepat dan tersedia dalam jumlah banyak.

"(Ada) masalah waktu, kalau kami membuat (material) yang pabrikan seperti beton yang panjang," ungkap Ari.

"Saya tidak berbicara harga, saya berbicara waktu. Waktu pabrikasi saja memerlukan waktu, kira-kira begitu," imbuh Ari, menegaskan bahwa penggunaan material bambu bukan karena menghemat biaya.

Lebih lanjut, Ari juga mengatakan, bisa saja lapisan bawah sirkuit menggunakan material kayu keras yang tahan air dan tersedia dalam jumlah besar.

Namun, lagi-lagi opsi tersebut tidak dapat diambil oleh Ari karena akan terkendala waktu dalam proses pengirimannya.

Meski begitu, Ari mengaku, mencari stok bambu pun tidak semudah yang dibayangkan mengingat kebutuhan untuk pembangunan sirkuit Formula E itu sangat banyak.

"Saya nyarinya (bambu) sampai ke Lampung, Palembang. Benar, enggak cuma di sini (Jakarta). Bukan karena di sini enggak ada, (tapi) kurang," pungkasnya.

Baca Juga: Ketua Pelaksana Ahmad Sahroni: Sirkuit Formula E Dikerjakan 24 Jam Setiap Hari

Perlu diketahui, pengerjaan proyek sirkuit Formula E Jakarta telah berjalan sejak 3 Februari 2022 dan ditargetkan selesai dalam 54 hari atau tepatnya pada 28 Maret 2022.

Sirkuit tersebut dibangun dengan panjang 2.400 meter, jumlah tikungan sebanyak 18, dan panjang trek lurus mencapai 527 meter.

Pembangunan sirkuit Formula E Jakarta menggunakan sumber dana dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan kisaran Rp50 miliar.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Widi Amanasto mengatakan, pihaknya optimistis sirkuit akan rampung pada akhir Maret atau awal April mendatang.

"Kami optimis akhir Maret, atau awal April, kami dapat menyelesaikan seluruh trek ini. Insyaallah dengan kualitas yang tepat," kata Widi.

Jakarta sendiri diketahui bakal menjadi tuan rumah penyelenggaraan Formula E 2022, tepatnya pada 4 Juni 2022.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas.com


TERBARU