> >

Aktivis Hewan Tolak Penjualan Ikan Hidup-Hidup, Ini Alasannya

Berita daerah | 16 April 2022, 14:32 WIB
Ilustrasi ikan segar. Act For Farmed Animals dan We Animals Media mengungkap kondisi buruk perihal budidaya ikan, penjagalan ikan, dan penjualan ikan di Indonesia. (Sumber: Shutterstock)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Untuk pertama kali, Act For Farmed Animals dan We Animals Media mengungkap kondisi buruk perihal budidaya ikan, penjagalan ikan, dan penjualan ikan di Indonesia.

Act For Farmed Animals merupakan kampanye bersama yang dilakukan oleh NGO Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal untuk meningkatkan kesejahteraan hewan di Indonesia, sementara We Animals Media adalah lembaga foto jurnalistik yang menyelidiki industri peternakan.

Dalam temuannya, Act For Farmed Animals kerap mendapati kondisi yang tidak sehat dari budidaya nila, lele dan bandeng. Terlihat ikan yang sakit dan mati sebelum waktunya, serta dibiarkan mengapung di kolam mereka.

Pada Agustus 2018 di Waduk Kedung Ombo, lebih dari 100 ton ikan nila mati. Para ahli mengatakan banyaknya jaring apung di bendungan dan jumlah makanan yang diberikan kepada ikan telah menyebabkan adanya peningkatan bakteri, racun, dan polusi air.

Baca Juga: Omset Penjualan Ikan Hias Naik di Masa Pandemi

Menurut Manajer Program Animal Friends Jogja, organisasi anggota Act For Farmed Animals Angelina Pane, ikan terlihat hidup dalam kolam yang terlihat kotor dan para pembudidaya juga melaporkan adanya tingkat oksigen yang rendah.

“Yang kemungkinan besar ikut menyebabkan masalah ini,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (16/4/2022).

Di pasar lokal dan tempat budidayanya, investigator menyaksikan beberapa ikan dikuliti dan dipotong saat masih sadar penuh. Ikan-ikan hidup diangkut di atas es ke toko-toko.

Angelina menilai, ini sebuah praktik yang disepakati oleh para spesialis kesejahteraan hewan menyebabkan penderitaan kepada mereka.

Studi ilmiah telah menyimpulkan bahwa es menyebabkan kejutan termal bagi para ikan, sebuah proses yang menyakitkan dan menegangkan yang membuat ikan tetap sadar dan sensitif terhadap rasa sakit untuk waktu yang lama.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU