> >

Sempat Tak Terawat Saat Pandemi, Kini Populasi Kera di Monkey Forest Bali Diminta Dikendalikan

Wisata | 26 Juli 2022, 07:11 WIB
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika bersama jajaran pengelola Monkey Forest atau Mandala Suci Wanara Wana di Ubud, Gianyar, Senin (25/7/2022). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

GIANYAR, KOMPAS.TV – Pemerintah Daerah diharapkan dapat membantu upaya pengendalian jumlah populasi kera di Monkey Forest atau Mandala Suci Wanara Wana di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.  

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika menuturkan, Monkey Forest yang selama ini dikelola desa adat memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah.

Oleh karena itu, hendaknya juga dibarengi dengan perhatian pemda terhadap upaya perawatan dan menjaga kelestarian daerah yang menjadi paru-parunya Ubud itu.

"Penting pemerintah daerah membantu pengendalian populasi kera di sini, karena tidak mungkin juga mengeliminasi kera seperti halnya mengeliminasi anjing untuk mencegah rabies," kata Pastika saat melalukan penyerapan aspirasi di Monkey Forest, Gianyar, Senin (26/7/2022), dikutip dari Antara.

Ia didampingi staf ahli Nyoman Wiratmaja, Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara, mengadakan reses bertajuk Monkey Forest Melestarikan Flora dan Fauna di Tengah Pengembangan Eco Tourism.

Pastika menilai, tantangan di sektor pariwisata akan makin ketat. Itu sebabnya, penting agar apa yang sudah ada dirawat dengan baik.

"Pariwisata itu sensitif dan rawan terhadap berbagai isu, seperti isu kesehatan, teroris dan bencana, sehingga mengelola yang sudah ada saja juga tidak gampang," ucap mantan Gubernur Bali dua periode itu.

Baca Juga: Kunker Hari Kedua di NTT, Jokowi Tinjau Proyek Hunian Wisata Labuan Bajo dan Pengelolaan Air Minum

Kendala upaya pelestarian

Bendesa Adat Padang Tegal Ubud Made Parmita pun mengungkapkan, di saat awal-awal pandemi Covid-19, pihak pengelola sempat mengalami kendala untuk pakan kera karena minimnya jumlah kunjungan wisatawan, namun populasi kera bertambah terus.

"Sebulan perlu biaya yang besar untuk operasional karyawan dan pakan satwa berkisar hingga lebih dari Rp300 juta. Untung ada LPD yang membantu kredit," sebutnya.

Saat ini diakui kunjungan turis mulai menggeliat. Rata-rata kunjungan berkisar 2.500 per hari sejak April 2022. Di saat normal kunjungan rata-rata 4.000-an per harinya.

“Kami bersyukur turis mulai datang sehingga perawatan kera bisa kembali berjalan dengan baik," ujarnya.

Tetapi, pihaknya menghadapi kendala dalam upaya pelestarian tanaman hutan yang ada termasuk perawatan kera. Sebagian pohon yang ada sudah tua-tua dan banyak yang roboh dan merusak pohon lainnya dan akan berbahaya juga bagi pengunjung.

Untuk menjaga jumlah populasinya agar tetap stabil sehingga dilakukan sterilisasi dengan menggandeng perguruan tinggi.

Saat ini ada sekitar 1.200 kera di Monkey Forest dan dengan upaya sterilisasi pertambahannya bisa dikendalikan hingga lebih dari 50 persen.*

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU