> >

Momen Ganjar Upacara HUT ke-77 RI Bareng Puluhan Eks Napiter di Semarang, Sematkan Kain Merah Putih

Sosial | 17 Agustus 2022, 14:31 WIB
Sebanyak 22 eksnarapidana teroris, mengikuti upacara bendera peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia, Rabu (17/8/2022). (Sumber: Pemprov Jateng)

SEMARANG, KOMPAS.TV - Sebanyak 22 eks narapidana teroris atau napiter, mengikuti upacara bendera peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia, Rabu (17/8/2022).

Mereka melaksanakan upacara di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Kota Semarang, dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai inspektur upacara.

Sesaat sebelum upacara dimulai, Ganjar secara khusus menyematkan kain merah putih pada Joko Priyono alias Karso asal Kota Semarang, dan Avik Rizal Fattah asal Salatiga, eks napiter.

Joko Priyono, salah seorang eks napiter, mengatakan, masyarakat Jawa Tengah memiliki toleransi yang tinggi dan memiliki kepedulian terhadap pemberantasan tindak intoleransi dan radikalisme.

“Alhamdulillah kita bisa bersilaturahmi dengan eksnapiter yang lain, dan dengan seluruh elemen masyarakat di sini.”

Baca Juga: Ratusan Narapidana di Blitar Dapatkan Remisi Hari Kemerdekaan

“Jadi, ketika kita di sini menunjukkan, bahwa masyarakat Jawa Tengah memiliki toleransi tinggi. Kita bisa diterima dari kalangan manapun,” ujar Joko Priyono, seusai upacara, dikutip dari keterangan tertulis Pemprov Jateng.

Joko yang dulu menerima vonis hukuman pidana penjara selama empat tahun karena terlibat jaringan Jamaah Islamiyah (JI) tersebut, berpendapat bahwa Pemprov Jateng memberikan perhatian terhadap para eks napiter.

Misalnya, dengan memberikan pelatihan wirausaha, sekaligus pinjaman modal untuk usaha.

“Pemerintah alhamdulillah baik. Setelah keluar dari penjara ada proses mengembalikan kesejahteraan, misalnya usaha.”

“Itu dilakukan secara nyata. Seperti memberikan pelatihan memasarkan produk. Dan, usaha bisa mengajukan proposal, Insyaallah dibantu,” ungkap Joko, yang saat ini merintis usaha optik.

Saat ini ia mengaku telah membentuk Neo JI bersama rekan-rekannya yang telah keluar dari JI, dengan tujuan meluruskan pemahaman terorisme menuju ahlussunah wal jamaah.

Bukan hanya bersama Pemprov dan masyarakat, pembinaan antiradikalisme juga dilakukan bersama Ruangobrol Unit Idensos Densus 88 AT Satgaswil Jateng.

“JI bubar di tahun 2007, dan di tahun 2008 saya mendirikan Neo JI untuk meluruskan pemahaman. Bersama teman-teman yang lain kita mencoba mengajak kembali kepada akidah ahlussunah wal jamaah.”

“Tolong pahami Pancasila ini lebih adil, dari proses sejarah terbentuknya, sebagai suatu kemaslahatan, dan dibuat untuk kebaikan Bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Sementara seorang eks napiter lainnya, Ika mengatakan, undangan mengikuti upacara bendera merupakan suatu kehormatan baginya.

“Alhamdulillah ini baru pertama kali diundang dalam hal ini, yang dulu dalam kelompok kami sesuatu yang tabu. Dan karena kami sudah kembali ke NKRI lagi, ini suatu kehormatan bagi kami,” ungkap Ika.

Baca Juga: Komentar Prabowo Saat Joget di Perayaan HUT ke-77 RI: Presiden Mengizinkan!

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, ia ingin para eksnapiter untuk bisa turut serta memberikan pemahanan terhadap bahayanya intoleransi dan radikalisme.

“Saya ingin mereka bercerita kepada masyarakat, menyampaikan pendidikan baik kepada pelajar, di rumah ibadah bahwa mereka punya pengalaman dan pernah salah, dan itu diakui,” tuturnya.

Nantinya, lanjut Ganjar, itu menjadi satu nilai kebersamaan dan nilai persatuan.

“Dan, mereka bisa memberikan testimoni, bagaimana mereka berproses kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, dan kemudian mereka bisa mengedukasi dan kegiatannya banyak termasuk aktivitas sosial. Itu pesan yang ingin saya sampaikan agar anak bangsa tidak salah arah, agar semua nilai Pancasila betul membumi,” tandas Ganjar.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, jatengprov.go.id


TERBARU