> >

Penjelasan Medis Pria yang Hidup Lagi saat dalam Peti Mati, Pihak RSUD Bogor Turut Buka Suara

Peristiwa | 15 November 2022, 13:18 WIB
US (40) warga asal Rancabungur, Kecamatan Rancabungur, dinyatakan meninggal tapi hidup kembali. (Sumber: Akun Instagram @infojawabarat)

BOGOR, KOMPAS.TV– Peristiwa Warga Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berinisial US (40) yang kembali hidup setelah dinyatakan meninggal dunia, viral di media sosial hingga saat ini.

Kejadian itu terekam, saat keluarga akan melihat US untuk terakhir kalinya dengan membuka peti dan ternyata US masih bergerak.

"Awalnya kita ingin memastikan jenazah. Ternyata setelah dibuka, dilihat jasad masih bergerak- gerak," terang Saputran, kakak US, Senin (14/11/2022), dikutip dari Tribunnews.com.

Terpisah, Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir menceritakan, US datang ke RSUD dengan gangguan penurunan kesadaran dan dalam kondisi lemas.

"Pasien ini datang dengan gangguan penurunan kesadaran, kemudian ditangani dan tidak ada masalah sehingga bisa pindah ke ruangan," jelas Ilham. 

"Penurunan kesadaran saja, itu kan berupa ada konvidensial keras. Jadi supaya yang jelas, bahwa dia penurunan kesadaran jadi ditangani kami," tambah Ilham.

Lantas dikonfirmasi soal US yang dikabarkan meninggal dunia terlebih dahulu, Ilham tidak memberi jawaban pasti. Ia hanya menegaskan RSUD Kota Bogor sudah memberikan penanganan yang tepat ketika US datang. 

"Dia ke RSUD sudah tidak menggunakan peti, karena kata keluarga peti sudah dibuka dirumah. Benar atau tidaknya, kami tidak mengetahui, tidak perlu diributkan itunya, yang penting itu bagaimana kami menyelamatkan pasien," ujarnya.

"Yang penting tidak ada masalah, pasiennya sudah selamat. Cerita sebelumnya bumbu saja dan itu diluar domain saya." 

Saat ini, lanjut Ilham, US sudah ditangani oleh RSUD Kota Bogor.

"Saat ini kondisi pasien dalam perawatan dan pengawasan kami," kata Ilham.

Baca Juga: Heboh Pria di Bogor Hidup Kembali Usai Dimasukkan dalam Peti Jenazah, Begini Pengakuan Keluarga

Sudut Pandang Secara Medis

Peristiwa hidup kembali setelah dinyatakan meninggal sudah tidak asing lagi di dunia medis, meskipun terbilang langka. Kemungkinan penyebabnya juga sulit untuk ditentukan. Tapi ada suatu penjelasan yang bisa menjadi referensi tentang fenomena ini, yakni Lazarus syndrome atau autoresusitasi.

Mengenai Lazarus syndrome ini, ada beberapa penjelasan inti yang telah dirangkum dari tiga sumber, yakni healthline.com, news-medical.net, dan medicalnewstoday.com.

Mengutip Healthline, sindrom ini menurut namanya terjadi ketika sirkulasi tubuh secara spontan dimulai kembali dan itu terlihat seperti orang telah kembali dari kematian.

Sementara dari Medical News Today, Lazarus syndrome didefinisikan sebagai kembalinya sirkulasi spontan (return of spontaneous circulation/ROSC) yang tertunda setelah CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dihentikan.

Artinya, seseorang yang dinyatakan meninggal setelah detak jantungnya terhenti, kembali mengalami aktivitas jantung yang mendadak.

Namun yang terpenting, tenaga medis perlu memastikan hilangnya fungsi beberapa organ sebelum menyatakan kematian yang diantaranya:

  • Lemahnya suara jantung yang terdengar.
  • Tidak adanya nadi yang teraba.
  • Kurangnya respon terhadap nyeri.
  • Tidak terdeteksi adanya aktivitas pada batang otak. Ciri-cirinya, pupil mata melebar dan tidak bereaksi terhadap cahaya, mata tidak berkedip ketika kornea mata dirangsang, tidak ada refleks muntah ketika tenggorokan dirangsang.
  • Terhentinya pernapasan.
  • Tubuh tampak kaku, biasanya mulai terlihat sejak 3 jam setelah kematian.
  • Suhu tubuh menurun, setidaknya 8 jam setelah kematian.

Kemungkinan Kesalahan

Dalam medis dikenal dua jenis kematian, yaitu kematian klinis dan biologis. Kematian klinis diartikan sebagai tidak adanya denyut nadi, detak jantung, dan pernapasan. Sementara kematian biologis, diartikan sebagai tidak adanya aktivitas otak.

Baca Juga: Walah! Balita 3 Tahun Hidup Lagi di Upacara Pemakamannya, Meninggal Betulan Beberapa Jam Kemudian

Meski kelihatannya sederhana, hal ini juga bisa jadi rumit. Sebab, ada beberapa kondisi medis yang membuat seseorang ‘terlihat’ telah meninggal.

Seperti hipotermia yang terjadi ketika tubuh mengalami penurunan suhu secara tiba-tiba, akibat paparan dingin berkepanjangan. Kondisi ini menyebabkan detak jantung dan pernapasan melambat, bahkan hampir tidak terdeteksi.

Ada juga sindrom terkunci atau locked-in syndrome (LIS). Sindrom ini membuat seseorang sadar akan lingkungannya, tetapi mengalami kelumpuhan total pada otot-otot tubuh.

Jadi, sindrom ini membuat pengidapnya seolah terkunci atau terkubur hidup-hidup, karena bisa berpikir, merasakan, dan mendengar, tetapi sama sekali tidak bisa berkomunikasi atau menggerakkan tubuh.

Selain itu, tanda-tanda kematian dapat juga memiliki ciri khas tersendiri, tergantung penyebab kematiannya. Namun, untuk mengetahui pasti penyebab dan perkiraan waktu kematian, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis forensik.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com


TERBARU